Dikabarkan kantor berita Rusia
TASS pada Rabu (6/11), pengiriman sistem canggih bernama Pantsir-S dilakukan untuk memenuhi kontrak jual-beli senjata yang telah ditandatangani.
Sementara dikutip dari
Associated Press, utusan khusus AS untuk Balkan Barat, Matthew Palmer pada pekan lalu telah memperingatkan Serbia bahwa pembelian senjata itu berisiko dikenai sanksi AS.
"Kami berharap bahwa mitra kami, Serbia akan berhati-hati tentang transaksi semacam ini," ujar Palmer.
Hal ini pun sudah ditanggapi Presiden Serbia, Aleksandar Vucic. Menurutnya, pembelian tersebut sebagai upaya defensif, ia juga enggan berkonfrontasi dengan AS.
"Serbia mempersenjatai dirinya sendiri karena negara bebas yang dikelilingi oleh negara-negara anggota NATO yang ingin kami jadikan teman," ujarnya seraya menambahkan bahwa ia tidak ingin Serbia menjadi lemah.
Pantsir sendiri merupakan sistem rudal anti-pesawat jarak pendek yang dipasang di atas truk yang juga telah digunakan di Suriah. Senjata itu juga dapat menargetkan drone dan rudal jelajah.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: