Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

187 Negara Dukung Resolusi PBB Desak Penghapusan Embargo AS Terhadap Kuba

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Jumat, 08 November 2019, 06:29 WIB
187 Negara Dukung Resolusi PBB Desak Penghapusan Embargo AS Terhadap Kuba
Menteri Luar Negeri Kuba Bruno Rodriguez Parilla/Net
rmol news logo Sikap Amerika Serikat yang menerapkan embargo dalam sejumlah sektor terhadap Kuba merupakan hal yang buruk.

Hal itu tampaknya diamini oleh 187 negara yang berdiri bersama Kuba mendukung PBB menyetujui resolusi yang berjudul, "Perlunya mengakhiri embargo ekonomi, komersial, dan keuangan yang diberlakukan oleh Amerika Serikat terhadap Kuba" yang dibahas di Majelis Umum PBB pada Kamis (7/11).

Dalam pemungutan suara terkait resolusi tersebut, hanya ada tiga negara yang menetang, yakni Amerika Serikat, Israel dan Brasil serta dua suara abstain, yakni Kolombia dan Ukraina.

Dalam kesempatan yang sama di Majelis Umum PBB, Menteri Luar Negeri Kuba Bruno Rodriguez Parilla mengatakan bahwa pemerintahan Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump kerap mengambil langkah yang mengganggu pengiriman bahan bakar ke Kuba, serta merugikan ekonomi dan kesejahteraan warga Kuba.

Bukan hanya itu, Amerika Serikat bahkan membatasi pengiriman uang, mengurangi pemberian visa sarta melarang kapal pesiar dan penerbangan langsung ke Kuba. Negeri Paman Sam juga memutus kontrak olahraga serta kegiatan promosi komersial lainnya.

"Pemerintah Amerika Serikat bertanggung jawab," kata Rodriguez, seraya menambahkan bahwa tidak ada keluarga Kuba yang dibebaskan dari konsekuensi blokade Amerika Serikat.

Dia menambahkan bahwa anak-anak yang sakit di Kuba pun tidak memiliki akses ke peralatan medis yang diproduksi oleh perusahaan Amerika Serikat serta mencegah akses ke obat baru untuk pengobatan kanker yang diproduksi oleh perusahaan Amerika Serikat. Semua itu dikarenakan adanya blokade yang diterapkan oleh Amerika Serikat.

"Dengan kampanye fitnah, politisi dan pejabat Amerika Serikat memfitnah program medis Kuba yang memberikan dukungan di negara lain," kata Rodriguez.

"Adakah yang bisa percaya bahwa pemerintah Amerika Serikat ingin mendukung Kuba?" tanyanya, seperti dimuat media Kuba, Granma. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA