Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Satu Suara, Negara Tetangga Kecam Kudeta Di Bolivia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Senin, 11 November 2019, 07:23 WIB
Satu Suara, Negara Tetangga Kecam Kudeta Di Bolivia
Evo Morales/Net
rmol news logo Pengunduran diri Presiden Bolivia Evo Morales menjadi kabar yang mengejutkan awal pekan ini. Pemimpin sosialis ini mundur dari jabatannya setelah berkuasa selama 14 tahun di tengah kekacauan politik yang terjadi pasca pemilihan umum bulan lalu.

"Saya mengundurkan diri," ujar Morales dalam siaran televisi yang dipancarluaskan secara nasional, Minggu sore waktu setempat (10/11).

"Saya ingin mengatakan kepada saudara-saudara sekalian bahwa perjuangan tidak berakhir sampai di sini. Kita akan melanjutkan pertarungan untuk perdamaian yang berkeadilan," tambahnya.

Bukan hanya Morales, Wakil Presiden Bolivia Alvaro Garcia Linera juga ikun mengundurkan diri. Dia mengatakan bahwa hal itu mereka lakukan demi menghindari pertumpahan darah lebih lanjut di Bolivia.

"Telah terjadi kudeta," katanya seperti dikutip dari New York Times.

Pemimpin di negara-negara tetangga cemas atas situasi yang terjadi di Bolovia dan menyatakan kecaman atas kudeta yang terjadi.

Presiden terpilih Argentina Alberto Fernandez mengatakan bahwa kudeta yang terjadi di Bolivia tidak bisa diterima.

"Kerusakan institusional di Bolivia tidak dapat diterima. Rakyat Bolivia harus memilih sesegera mungkin, dalam pemilihan umum yang bebas dan terinformasi, pemerintahan mereka berikutnya," tulis Fernandez di Twitter.

Sementara di Venezuela, Presiden Nicolas Maduro menyatakan dukungannya bagi Morales yang dia anggap sebagai sahabat. Dia meminya sekutu di seluruh dunia untuk membantu melindungi pemimpin adat pertama Bolivia tersebut.

"Kami dengan tegas mengutuk kudeta yang terealisasi terhadap saudara presiden kami," kata Maduro di Twitter.

Kecaman serupa juga datang dari Meksiko. Menteri Luar Negeri Meksiko Marcelo Ebrard mengatakan bahwa seharusnya kudeta tidak boleh terjadi di Amerika Latin.

"Kami menolak ini, ini mirip dengan tragedi yang menumpahkan darah di Amerika Latin abad terakhir," tulisnya di Twitter.

"Meksiko akan mempertahankan posisinya untuk menghormati demokrasi dan institusi. Tidak ada kudeta," tegasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA