Ebrard mengatakan bahwa Meksiko menolak keras adanya kudeta terhadap Morales. Bagi Meksiko, kudeta lebih mirip dengan tradisi menumpahkan darah di Amerika Latin beberapa abad lalu.
“Meksiko akan mempertahankan posisinya untuk menghormati demokrasi dan institusi. Tidak ada kudeta," ujar Ebrard pada Minggu (11/11), tepat ketika Morales mengundurkan diri.
Menurut keterangan Ebrard, saat ini kantor kedutaan Meksiko di La Paz telah menerima 20 pejabat dan anggota parlemen Bolivia. Lebih lanjut, ia menegaskan, peran Meksiko tidak akan tergoyahkan dan ia meminta solidaritas internasional untuk mengikuti langkahnya.
Dipimpin oleh Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador, pemerintah Meksiko memberikan pembelaan yang kuat terhadap Morales ketika Bolivia diguncang unjuk rasa atas tuntutan pemilihan umum yang tidak adil pada akhir pekan kemarin.
"Kami mengakui sikap bertanggung jawab Presiden Bolivia Evo Morales yang lebih memilih untuk mengundurkan diri daripada mengekspos rakyatnya terhadap kekerasan," ujar Obrador dalam akun Twitternya, seperti yang dilansir dari
Reuters.
Meksiko sendiri adalah negara pertama yang memberikan selamat kepada Morales setelah menang dalam pemilu di akhir Oktober lalu.
Meksiko juga punya sejarah dengan memberikan perlindungan pada orang-orang kiri yang "dibuang" pada masa lalu.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: