Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tokoh Oposisi Deklarasi Jadi Presiden Sementara, Pesan Morales Pada Militer Dan Polisi: Jangan Kotori Dirimu Dengan Darah Rakyat

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/yelas-kaparino-1'>YELAS KAPARINO</a>
LAPORAN: YELAS KAPARINO
  • Kamis, 14 November 2019, 05:54 WIB
Tokoh Oposisi Deklarasi Jadi Presiden Sementara, Pesan Morales Pada Militer Dan Polisi: Jangan Kotori Dirimu Dengan Darah Rakyat
Jeanine Añez/Net
rmol news logo Setelah mendeklarasikan dirinya sebagai presiden sementara Bolivia, Jeanine Añez, menjanjikan akan segera menggelar pemilihan umum ulang.

Belum disebutkan kapan pemilu ulang itu akan digelar.

Sebelum mendeklarasikan diri sebagai presiden sementara, Jeanine Añez adalah ketua fraksi oposisi di parlemen negara Amerika Latin itu.

Manuver Jeanine Añez dilakukan beberapa hari setelah Evo Morales mengundurkan diri karena desakan ke arah kudeta yang dilakukan kubu militer dan polisi.

Pengunduran diri Evo Morales, tokoh sosialis dari kelompok masyarakat pribumi Bolivia itu terjadi di tengah ketidakpastian pasca pemilu 20 Oktober lalu.

Kelompok konservatif yang didukung Amerika Serikat, yang selama 14 tahun terakhir terganggu dengan nasionalisasi dan kebijakan kerakyatan Morales, mendorong Morales ke sudut sehingga akhirnya mengundurkan diri.

Kini Morales mengasingkan diri ke Meksiko.

Dalam jumpa pers Rabu siang waktu setempat (13/11) ia meminta agar kekerasan yang terjadi di Bolivia yang diorkestrasi kelompok lawan dihentikan.

“Saya berpesan kepada militer dan polisi, jangan kotori dirimu dengan darah rakyat,” ujarnya.

Setidaknya delapan orang telah tewas dalam serangkaian kerusuhan pasca pemilu yang lalu.

Morales juga membantah tuduhan Organisation of American States (OAS) yang ikut memanaskan suasana politik di Bolivia selama pemilu. OAS lah yang mengatakan telah menemukan manipulasi yang jelas dalam pelaksanaan pemilu yang dimenangkan dengan tipis oleh Morales.

“OAS tidak melayani rakyat Amerika Latin. Ia adalah pelayan kepentingan Amerika Serikat,” ujarnya lagi.

Di jalanan kota La Paz, pendukung Morales terlibat dalam bentrokan dengan polisi.

Mereka juga menolak deklarasi sepihak Jeanine Añez. Menurut pendukung Morales, Jeanine Añez adalah tokoh rasis dan tidak mewakili sebagian besar rakyat Bolivia.

Ketika Jeanine Añez mendeklarasikan diri sebagai presiden sementara, anggota Parlemen Bolivia dari Gerakan Sosialisme yang dipimpin Morales meninggalkan ruangan sidang. Mereka menguasai dua per tiga kursi parlemen.

Namun Jeanine Añez tetap percaya diri. Modal utamanya adalah dukungan kelompok konservatif, oligarki, dan Amerika Serikat.  rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA