Pernyataan Morales ini merujuk kepada kerusuhan yang terjadi antara pendukungnya dan pengunjuk rasa.
"Jika orang-orang meminta kepada saya, saya siap kembali untuk menenangkan," ujar mantan presiden sayap kiri tersebut dalam sebuah konferensi pers, Rabu (13/11) seperti yang dikutip dari
Al Jazeera.
Lebih lanjut, Morales mengungkapkan kepergiannya ke Meksiko hanya sementara. Cepat atau lambat, dia akan kembali untuk menyerukan dilakukannya dialog nasional untuk menenangkan Bolivia.
Morales menegaskan, dia adalah korban kudeta dan mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk campur tangan. Sebab, menurutnya, rasialisme adalah inti dari persoalan yang menimpa dirinya, mengingat Morales adalah presiden pribumi pertama Bolivia.
"Kejahatan besar saya adalah menjadi pribumi," ujarnya.
Sementara itu, dia juga dengan tegas menolak keabsahan posisi Presiden Bolivia sementara, Jeanine Anez yang diproklamirkan pada Selasa malam (12/11), tepat setelah Morales pergi ke Meksiko.
Baginya, Anez adalah boneka Amerika Serikat untuk menjatuhkan dirinya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: