Data resmi menyebut, lebih dari 80 persen kota yang merupakan situs warisan dunia UNESCO terendam air ketika air pasang mencapai puncaknya.
Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte menyebut bahwa bencana banjir tersebut merupakan pukulan ke jantung negara. Karena itulah, pihaknya bertindak cepat untuk menyediakan dana dan sumber daya.
"Sungguh menyakitkan melihat kota itu begitu rusak, warisan artistiknya terganggu, kegiatan komersialnya bertekuk lutut," kata Conte yang mengunjungi daerah itu pada Rabu malam (14/11) waktu setempat.
Conte menambahkan bahwa dia mengumumkan tindakan darurat pada hari Kamis (15/11) dan mengatakan bahwa individu dapat mengklaim hingga 5.000 euro dan bisnis dapat mengklaim hingga 20.000 euro sebagai kompensasi.
Sementara itu, Walikota Venesia, Luigi Brugnaro, menyalahkan perubahan iklim atas banjir yang terjadi dan merupakan tingkat air tertinggi dalam lebih dari 50 tahun terakhir.
Brugnaro mengatakan Basilika Santo Markus yang terkenal telah menderita kerusakan parah akibat banjir. Ruang bawah tanah di situs bersejarah itu kebanjiran awal pekan ini dan ada kekhawatiran bahwa kolom basilika mungkin telah rusak secara struktural.
"Kerusakan akan mencapai ratusan juta euro," kata Brugnaro, seperti dimuat
BBC.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: