Jurubicara Iran di PBB, Alireza Miryousefi menyebut bahwa laporan Amnesty International merupakan bagian dari kampanye disinformasi yang dilakukan terhadap Iran dari luar negeri.
"Setiap angka korban yang tidak dikonfirmasi oleh pemerintah adalah spekulatif (dan) tidak dapat diandalkan," jelasnya dalam cuitan di Twitter.
Dalam laporan terbaru, kelompok HAM yang berbasis di Inggris itu juga menuduh pasukan keamanan Iran menggunakan kekuatan yang berlebihan dan mematikan untuk memadamkan unjuk rasa sejak dimulai Jumat pekan lalu.
Dikabarkan
Al Jazeera, unjuk rasa itu terjadi setelah pemerintah Iran meluncurkan skema penjatahan bensin dan memangkas subsidi. Langkah itu menyebabkan harga bahan bakar di Iran melonjak hingga 50 persen.
Para pejabat Iran mengatakan kenaikan harga bahan bakar sangat penting karena sanksi Amerika yang melumpuhkan ekonomi negara tersebut. Kenaikan harga bahan bakar juga penting untuk meningkatkan sekitar 2,55 miliar dolar AS per tahun untuk subsidi tambahan untuk 18 juta keluarga yang berjuang dengan pendapatan rendah.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: