Demikian yang diungkapkan oleh Jurubicara Komisi Urusan Negara Republik Demokratik Rakyat Korea dalam keterangan tertulis yang didapatkan oleh
Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (21/11).
"Terlepas dari peringatan kami yang berulang kali, AS dan Korsel memutuskan untuk terus maju dengan latihan militer yang ditentang oleh Korut pada waktu yang paling sensitif," ujarnya merujuk pada proses dialog denuklirisasi Korut dan AS yang gagal dalam beberapa waktu terakhir.
Lebih lanjut, jurubicara tersebut juga mengatakan, AS tidak menerima pertimbangan tenggat waktu akhir tahun yang diberikan Korut. Hal ini, menurutnya merupakan pelanggaran atas kesepakatan keduanya pada 12 Juli lalu di Singapura.
"Sekarang, hanyalah pengkhianatan yang dapat kami rasakan dari sisi AS," lanjutnya seraya menambahkan pada tahun ini saja, AS dan Korsel mengadakan operasi khusus Key Resolve dan Foal Eagle dengan mengubahnya menjadi Alliance 19 pada Maret dan Ulji Freedom Guardian pada Agustus.
Jika AS terus memberikan langkah bermusuhan, maka tidak ada alasan bagi Korut untuk terikat pada komitemen, katanya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: