Di daerah pegunungan Cochabamba hingga ke La Paz, tanda-tanda protes dan kekerasan mulai berakhir ketika para politisi dan pemimpin sipil sepakat untuk mengadakan pemilihan baru dan menarik diri dari konfrontasi.
"Kami kembali normal setelah sesuatu yang begitu keras dan dramatis, tetapi saya pikir kami bergerak maju," kata pemimpin sementara Bolivia Jeanine Anez awal pekan ini (Senin, 25/11).
Sehari sebelumnya, Anez menandatangani menandatangani undang-undang untuk mengadakan pemilihan baru.
“Kami telah mengalami banyak kendala, tetapi kami berharap bahwa mulai sekarang kami akan bergerak maju dan mengadakan pemilihan segera,†tambah Anez seperti dimuat
Reuters.
Di Sacaba, di mana sembilan orang tewas dalam bentrokan dengan pasukan keamanan, bos serikat petani kunci dan sekutu mantan presiden Evo Morales, Andronuco RodrÃguez mengatakan bahwa kelompok-kelompok yang dimobilisasi sekarang akan bekerja untuk menenangkan negara dan mempersiapkan pemilihan berikutnya.
Diketahui bahwa Bolivia yang dipimpin oleh Morales sejak 2006, berubah menjadi kekacauan setelah pemilihan Oktober lalu.
Gelombang protes muncul karena mereka menilai bahwa pemilu diwarnai dengan kecurangan.
Kemudian pada 10 November, Morales akhirnya mengundurkan diri di bawah tekanan setelah pasukan polisi dan militer menarik dukungan mereka.
Sejak saat itu, gelombang protes semakin meluas dan anarki. Sepanjang gelombang protes terjadi sejak akhir Oktober lalu, setidaknya 33 orang telah meninggal dunia.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: