Untuk diketahui bahwa serangan dan pembakaran itu terjadi di tengah gelombang unjuk rasa anti-pemerintah yang terjadi di banyak kota di Irak, termasuk Najaf.
Para pengunjuk rasa mengkritisi lemahnya upaya pemerintah Irak dalam penanganan korupsi. Selain itu, mereka juga menolak keterlibatan Iran dalam urusan dalam negeri Irak.
Akibat insiden penyerangan dan pembakaran gedung konsulat tersebut, sebanyak 13 orang pengunjuk rasa meninggal dunia dan 75 orang lainnya luka-luka. Bukan hanya itu, jam malam pun diberlakukan untuk menjaga situasi agar tetap kondusif.
Dalam insiden penyerangan dan pembakaran itu tidak ada korban dari
pihak staf diplomatik di gedung konsulat Iran. Pasalnya, mereka telah dievakuasi sebelum
serangan itu terjadi.
Menanggapi serangan tersebut, Jurubicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi menyatakan, serangan dan pembakaran konsulat pada hari Rabu (27/11) yang dilakukan oleh para perusuh didasari oleh kebencian.
Karena itulah, Mousavi meminta pemerintah Irak untuk menangani para pelaku serangan secara bertanggung jawab, tegas dan efektif.
Dikabarkan
CNN, ini adalah serangan kedua yang terjadi terhadap kedutaan dan konsulat Iran di Irak setelah penyerangan bulan lalu di konsulat Iran di kota suci Syiah, Karbala.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: