Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kekeringan Di Bali Dapat Sorotan Media Internasional

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Senin, 02 Desember 2019, 12:16 WIB
Kekeringan Di Bali Dapat Sorotan Media Internasional
Kekeringan di Bali/Al Jazeera
rmol news logo Bali memang terbiasa menjadi pusat perhatian dunia. Bahkan orang luar jauh lebih mengenal Bali dibanding Indonesia.

Terbiasa dengan sebutan pulau surga yang indah dan kaya akan sumber daya alam, kali ini Pulau Dewata mendapatkan perhatian karena kondisi kekeringan yang tengah terjadi di sana.

Dalam situs media Al Jazeera contohnya. Senin (2/12), dalam situs media tersebut, artikel berita "Bali: The tropical Indonesian island that is running out of water" menjadi trending nomor 1. Membuktikan bagaimana dunia begitu memiliki atensi yang luar biasa kepada Bali.

Di dalam artikel tersebut disebutkan, pengalihan air ke daerah perkotaan di selatan yang padat penduduk dan penggunaan air tanah yang berlebihan oleh hotel-hotel dalam beberapa tahun terakhir telah mengganggu sistem perairan yang masyarakat Bali yang dikenal dengan Subak.

Karena harus memenuhi kebutuhan air untuk total 16 juta wisatawan lokal dan mancanegara yang mengunjungi Pulau Dewata pada tahun lalu, serta ditambah dengan terlambatnya musim hujan, Bali akan mengalami ancaman serius.

Ancaman ini sendiri mengarah kepada keamanan pangan, budaya tradisional, dan kualitas hidup ratusan ribu orang di Bali, menurut Federasi Palang Merah Internasional.

"Saya percaya Bali dalam bahaya nyata. Beberapa teman saya harus pindah dari rumah leluhur mereka di Denpasar karena air di sumur berubah asin. Di Jatiluwih, di mana ada ribuan turis setiap hari untuk melihat sawah, petani harus memompa air menggunakan pipa plastik," ujar seorang wartawan lokal yang telah meliput krisis air di Bali selama satu dekade, Anton Muhajir.

Sementara menurut petugas Yayasan IDEP, Dewie Anggraini Puteri, sekitar 65 persen dari air di Bali digunakan untuk pariwisata. Sementara para petani kebingungan bagaimana cara untuk mengairi sawah mereka.

"Sistem Subak masih banyak digunakan oleh setiap desa di Bali. Namun sekarang para petani berkelahi dengan pihak pengelola pariwisata karena sumber air mereka mengering dan sawah mereka gagal panen," ujarnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA