Selain itu, dalam proses penilaian panel yang dipimpin oleh pemimpin redaksi Warren Fernandez, Jokowi adalah sosok yang melesat dengan luar biasa dengan berawal menjadi Walikota Solo pada 2005.
"Kepribadiannya yang membumi, kemampuannya untuk berhubungan dengan orang-orang, berempati dengan rakyat jelata telah memenangkan banyak pengagum di rumahnya," tulis The Straits Times, Kamis (5/12).
Selain di dalam negeri, nama Jokowi juga cukup dielu-elukan di kancah internasional. Para editor, kata The Straits Times, memuji peran Jokowi yang telah membuat Indonesia menjadi jantung ASEAN.
Hal tersebut dibuktikan dengan diadopsinya ASEAN Outlook on Indo-Pacific yang dirancang oleh Indonesia pada KTT ASEAN di Bangkok Juni lalu. Rancangan tersebut memperkuat posisi ASEAN di tengah adanya persaingan dua kekuatan dunia, Amerika Serikat dan China.
Pada KTT Asia Timur di Singapura tahun lalu pun, Jokowi adalah sosok pertama yang memperkenalkan konsep kerja sama berdasarkan prinsip-prinsip utama, termasuk keterbukaan, inklusivitas, dan sentralitas ASEAN.
"Presiden Joko Widodo telah melakukan itu dengan sangat baik. Tidak hanya dia telah memenangkan masa jabatan kedua, tetapi dia juga telah membawa Indonesia bersama dan membawanya ke depan. Demikian juga dengan ASEAN," ujar Fernandez.
Meski demikian, para editor memiliki harapan agar dalam lima tahun kepemimpinan Jokowi ke depan, diharapkan Jokowi tidak berkompromi terhadap upayanya untuk membangun Indonesia yang demokratis, bebas korupsi, terbuka, toleran, dan inklusif.
Dengan meraih gelar Asian of the Year 2019, nama Jokowi akan bersanding dengan Perdana Menteri sekaligus pendiri Singapura, Lee Kuan Yew, Perdana Menteri India Narendra Modi, dan Presiden China Xi Jinping yang memenangkan penghargaan yang serupa.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: