"Dan sejauh ini saya tidak melihat investigasi yang tepat dilakukan meskipun saya sudah mengajukan keluhan," ujar Veby seperti yang dimuat
AP. Indah mengatakan, keadilan kasusnya sangat penting. Karena hal ini bukan terkait dirinya semata, namun juga tentang semua orang yang terluka akibat kekerasan yang dilakukan oleh polisi.
Menyanggah pernyataan Indah, Jurubicara Kepolisian Hong Kong Wing-cheung mengatakan pihaknya telah bekerja dan berbicara dengan pengacara Veby. Namun kasus tersebut melibatkan prosedur hukum sehingga harus dipertimbangkan dengan matang.
Insiden penembakan Veby sendiri terjadi pada 29 September lalu. Pada saat itu ia yang merupakan jurnalis dari Suara Hong Kong News dan rekan-rekan jurnalis lainnya tengah meliput bentrokan yang terjadi antara pengunjuk rasa antipemerintah dan petugas keamanan Hong Kong.
Menurut keterangan dari jurnalis AP yang juga berada di tempat kejadian, polisi mundur dari jembatan penyebrangan di distrik Wan Chai. Para jurnalis, termasuk Indah berdiri jauh dari pengunjuk rasa dan menggunakan rompi kuning cerah, helm berstiker, serta kartu pers sebagai identitas.
Ketika itu polisi mendekati jurnalis dan membidik ke arah mereka. Para jurnalis kemudian berteriak, "Jangan tembak! Jangan tembak! Kami semua jurnalis."
Namun sedetik kemudian Veby jatuh dengan tangan memegang mata kanan yang bersimbah darah. Akibatnya, mata kanan Vebby pun dinyatakan buta permanen.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: