Penyelanggara aksi memperkirakan, sekitar 800 ribu orang turun ke jalanan Hong Kong selama ber jam-jam pada Minggu (8/12) untuk memperingati enam bulan gelombang protes di wilayah tersebut.
Namun kepolisian kota menyebut bahwa jumlah partisipasi dalam aksi unjuk rasa tersebut hanya sekitar 183 ribu orang.
Aksi berlanjut hingga malam hari. Para pengunjuk rasa menyalakan senter dari ponsel mereka ketika malam tiba dan menciptakan gelombang besar cahaya yang berkilauan sambi menyanyikan slogan-slogan mereka.
Sebagian besar pengunjuk rasa mengenakan pakaian berwarna hitam untuk menyuarakan kemarahan dan frustasi atas situasi wilayahnya.
"Tidak peduli bagaimana kami mengekspresikan pandangan kami, melalui aksi damai, melalui pemilihan yang beradab, pemerintah tidak akan mendengarkan," kata seorang pengunjuk rasa berusia 50 tahun bernama Wong yang ikut ambil bagian dalam aksi tersebut.
"Itu hanya mengikuti perintah dari Partai Komunis Tiongkok," tambahnya, seperti dimuat
Channel News Asia.
"Saya tidak tahu berapa lama pertarungan akan berlangsung," tambah pengunjuk rasa lain, yang bernama Kevin.
"Sejauh ini saya tidak bisa melihat akhirnya tetapi kita tidak akan mundur," sambungnya.
Sementara itu, seorang pedagang buah yang bernama Leung membagikan membagikan stroberi gratis kepada para pengunjuk rasa.
"Saya ingin membawa sesuatu yang manis untuk rakyat Hong Kong yang telah hidup setengah tahun yang sangat sulit," ujarnya.
Hong Kong yang merupakan salah watu pusat keuangan di Asia terpukul oleh gelombang protes yang dipicu oleh kekhawatiran yang memuncak atas peran China dalam memberantas kebebasan di wilayah tersebut. Sebagian besar aksi protes yang di Hong Kong dilakukan tanpa pemimpin dan terorganisir secara online.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: