Alhasil, aktivis pecinta lingkungan atau yang disebut dengan "Aktivis Hijau" melakukan aksi buang kotoran kuda dan berakting bunuh diri di luar gedung diselenggarakannya COP25 untuk menyerukan rasa frustasi, Sabtu (14/12), hari penutupan konferensi.
Rasa frustasi tersebut, diungkapkan oleh salah satu kelompok aktivis, Extinction Rebellion merupakan dipicu oleh tidak disepakatinya implementasi perjanjian iklim Paris 2015 yang tertuang dalam Pasal 6 COP oleh para negosiator.
"Sama seperti menata ulang kursi-kursi geladak di Titanic, pengutipan akuntansi karbon dan negosiasi Pasal 6 COP ini ttidak sepadan dengaan keadaan darurat planet yang kita hadapi," ujar jurubicara Extinction Rebellion, Ronan McNern seperti yang dilansir dari Reuters.
Kotoran kuda sendiri dipilih sebagai sebuah simbol pesan singkat "hentikan omong kosong itu sekarang" kepada para pemimpin. Sementara aksi bunuh diri dengan menggantung diri di atas balok es meleleh menunjukkan betapa krisisnya situasi pemanasan global yang sedang dihadapi.
"Keluar dari kotoran datang mawar terbaik. Kami berharap komunitas internasional bersatu menciptakan masa depan yang indah," tabah McNern.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.