Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Amnesty International: Protes Nasional Iran Tewaskan 304 Orang

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Selasa, 17 Desember 2019, 00:49 WIB
Amnesty International: Protes Nasional Iran Tewaskan 304 Orang
UNjuk rasa di Iran/Net
rmol news logo Setidaknya 304 tewas dan ribuan lainnya terluka selama unjuk rasa nasional anti-pemerintah dari Jumat (15/11) hingga Senin (18/11) di Iran. Demikian data yang diungkapkan oleh Amnesty International pada Senin (16/12).

"Mengangkat kesaksian dari para saksi mata menunjukkan bahwa pihak berwenang Iran telah membantai ratusan orang yang berpartisipasi dalam protes nasional," ujar Direktur Riset Timur Tengah dan Afrika Utara Amnesty International, Philip Luther seperti yang dimuat Al Awsat.

Lebih lanjut, Luther mengatakan, aksi tersebut yang dirancang untuk menanamkan rasa takut dan mencegah siapa pun berbicara tentang apa yang terjadi di Iran. Pernyataan Luther juga diperkuat dengan rekaman video dan kesaksian saksi.

Dalam video yang diverifikasi oleh Korps Verifikasi Digital Amnesty itu terlihat pasukan keamanan Iran menembaki pengunjuk rasa tak bersenjata. Dari data Amnesty Internasional, banyak korban tewas akibat tembakan di kepala, leher, jantung dan organ vital lainnya.

Selain upaya pembunuhan, organisasi tersebut juga menyatakan ribuan demonstran, termasuk wartawan, aktivis, dan mahasiswa yang ditangkap atau hilang secara tiba-tiba setelah unjuk rasa.

"Komunitas internasional harus mengambil tindakan segera, termasuk melalui Dewan HAM PBB yang mengadakan sesi khusus tentang Iran untuk mengamanatkan penyelidikan atas pembunuhan dan gelombang penangkapan para demonstran," lanjutnya.

"Dunia tidak boleh berdiam diri ketika pemerintah Iran terus melakukan pelanggaran HAM yang meluas dalam upaya kejam mereka karena perbedaan pendapat," tegasnya.

Pada pertengahan bulan lalu, unjuk rasa nasional pecah setelah pemerintah secara tiba-tiba menaikkan harga bahan bakar hingga 300 persen. Protes yang melanda seluruh egara tersebut berubah menjadi tuntutan politik.

Hingga saat ini, pihak berwenang di Iran enggan untuk memberikan data angka kematian resmi. Namun bila dilihat dari data yang dikeluarkan Amnesty Internasional, peristiwa tersebut menjadi tragedi paling berdarah setelah Revolusi Iran pada 1979. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA