Pemakzulan itu diloloskan DPR dalam pemungutan suara yang digelar pada Rabu (18/12) waktu setempat. Hasil pemungutan suara itu kemudian akan dibawa ke persidangan di Senat pada Januari mendatang.
Dengan demikian, Trump merupakan presiden ketiga dalam sejarah Amerika Serikat yang dimakzulkan oleh Dewan penuh.
"Sungguh tragis bahwa tindakan presiden yang sembrono, membuat pemakzulan perlu," kata Ketua DPR Nancy Pelosi yang gencar mendorong pemakzulan tersebut.
"Dia (Trump) tidak memberi kita pilihan," kata Pelosi seperti dimuat
Al Jazeera.
"Presiden adalah ancaman berkelanjutan bagi keamanan nasional kita, dan integritas pemilihan kita, dasar demokrasi kita," tegasnya.
Di waktu bersamaan saat pemungutan suara digelar di DPR, Trump menggelar kampanye di Michigan dan dengan lantang dia membantah telah melakukan kesalahan.
"Malam ini Partai Demokrat berusaha untuk membatalkan surat suara puluhan juta orang Amerika patriotik," kata Trump kepada kerumunan massa.
Untuk diketahui bahwa proses pemakzulan Trump dilakukan setelah ada
whistleblower anonim yang mengadu ke Kongres pada bulan September lalu tentang panggilan telepon yang dilakukan oleh Trump dan presiden Ukraina pada bulan Juli lalu.
Dalam panggilan telepon itu, Trump tampaknya mengikat bantuan militer Amerika Serikat untuk Ukraina dengan peluncuran penyelidikan terhadap perusahaan di mana putra Joe Biden di Ukraina. Bantuannya dapat memberikan keuntungan secara politis bagi Trump.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.