Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Bertemu 45 Menit, Presiden Korsel Dan PM Jepang Sepakat Cari Solusi Akhiri Perselisihan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Rabu, 25 Desember 2019, 16:08 WIB
Bertemu 45 Menit, Presiden Korsel Dan PM Jepang Sepakat Cari Solusi Akhiri Perselisihan
Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe kembali bertemu Presiden Korsel Moon Jae In/Net
rmol news logo Pertemuan trilateral antara negara-negara di Asia Timur di Chengdu, China, Selasa (24/12) tampaknya akan membuka babak baru hubungan Korea Selatan dan Jepang.

Pasalnya di sela-sela pertemuan "The 8th Trilateral Summit Meeting Among the People's Republic of China, the Republic of Korea, and Japan" tersebut, Presiden Korsel Moon Jae-in melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.

Dalam kesempatan langka tersebut, Abe mengajak Moon untuk mengambil langkah-langkah yang dapat menyelesaikan persoalan yang melibatkan kedua negara. Disebut kesempatan langka karena terakhir kali keduanya bertemu dalam sebuah pertemuan bilateral terjadi 15 bulan lalu.

"Saya meminta Korea Selatan memulai langkah-langkah untuk memulihkan hubungan antara Jepang dan Korea Selatan menuju negara yang sehat," ujar Moon dalam konferensi pers yang digelar usai pertemuan, seperti dimuat Reuters.

"Jepang dan Korea Selatan secara historis dan budaya adalah tetangga terdekat. Kami tidak berada dalam hubungan yang dapat memisahkan keduanya meskipun ada ketidaknyamanan untuk sementara waktu," lanjutnya.

Kedua pemimpin negara yang melakukan diskusi "jujur" juga mengakui pentingnya dialog meski juga mengakui masih ada perbedaan substantif. Ada pun pertemuan tersebut berjalan selama 45 menit, jauh lebih lama dari jadwal yang hanya 30 menit.

Diketahui, hubungan antara Jepang dan Korea Selatan memang mengalami dinamika yang panjang. Korsel yang merupakan negara jajahan Jepang masih merasakan ketidakadilan.

Hubungan keduanya semakin buruk ketika Mahkamah Agung Korsel pada tahun lalu memutuskan perusahaan-perusahaan Jepang harus memberikan kompensasi kepada beberapa warga Korea Selatan yang dipaksa bekerja selama masa pemerintahan kolonial pada 1910 hingga 1945.

Jepang yang merasa masalah tersebut telah diselesaikan melalui perjanjian 1965 membalas dengan melakukan pembatasan ekspor ke Korea Selatan. Termasuk beberapa bahan penting untuk pembuatan chip yang menjadi produk unggulan Korea Selatan. Perselisihan keduanya pun diisi dengan berbagai manuver perang dagang. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA