Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Perairan Timur Tengah Belum Aman, Jepang Akan Mulai Patroli Bulan Depan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Jumat, 27 Desember 2019, 09:55 WIB
Perairan Timur Tengah Belum Aman, Jepang Akan Mulai Patroli Bulan Depan
Ilustrasi patroli militer/Net
rmol news logo Ketidakstabilan keamanan di kawasan Timur Tengah membuat Jepang tengah bersiap untuk mengirimkan kapal perang dan pesawat patroli guna melindungi kapal-kapal muatannya di perairan tersebut.

Dalam sebuah dokumen rencana yang telah disetujui oleh kabinet pada Jumat (27/12), tertulis bahwa sebuah kapal perusak yang dilengkapi dengan helikopter dan dua pesawat patroli P-3C akan dikirim untuk mengumpulkan informasi guna memastikan kapal-kapal Jepang tetap aman melalui wilayah tersebut.

Namun, seperti dilansir dari Reuters, jika ada keadaan darurat atau bahaya, perintah khusus yang dikeluarkan oleh Menteri Pertahanan Jepang memungkinkan pasukan tersebut menggunakan senjata untuk melindungi kapal.

Dokumen tersebut juga menunjukkan, operasi itu akan mencakup laut lepas di Teluk Oman, Laut Arab utara, dan Teluk Aden. Tidak ada informasi mengenai Selat Hormuz yang menjadi wilayah misi keamanan maritim yang dipimpin oleh Amerika Serikat.

Sementara menurut sumber dari kementerian pertahanan, patroli akan mulai dilakukan pada Januari 2020 dan pengerahan kapal perang akan dilakukan pada bulan berikutnya. Adapun operasi ini tampaknya akan beriringan dengan operasi serupa yang akan dijalankan oleh Eropa di kawasan tersebut.

Langkah ini dilakukan Jepang sebagai respons terhadap situasi yang semakin tidak terkendali di perairan Timur Tengah. Perselisihan antara Iran dan Amerika Serikat telah memicu beberapa serangan terhadap kapal dagang internasional.

Salah satu yang pernah menjadi sasaran adalah kapal tanker milik Jepang, Kokuka Courageous pada pertengahan tahun ini. Atas serangan tersebut, baik AS maupun Iran saling menuduh.

Padahal kawasan Timur Tengah sangatlah penting bagi Jepang. Kawasan ini pemasok minyak mentah terbesar bagi Jepang, hampir 90 persen. Maka Jepang memang harus mengambil langkah krusial untuk mengamankan kepentingannya.

Kendati demikian, Jepang enggan bergabung dengan misi keamanan maritim yang dipimpin oleh AS. Hubungan baik dengan Iran bahkan membuat Perdana Menteri Jepang Shizo Abe memberikan pengarahan mengenai operasi mandiri tersebut kepada Presiden Iran Hassan Rouhani pada pekan lalu. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA