Sabtu (28/12) sesi pleno dibuka dengan adanya spekulasi bahwa Korea Utara tengah bersiap untuk melakukan uji coba rudal balistik antarbenua. Pertemuan hari pertama sendiri dipimpin oleh Kim yang merupakan Ketua WPK.
"(Pertemuan untuk) membahas hal-hal penting dalam pembangunan pertahanan negara dan nasional," ujar seorang pejabat Korea Utara pada Minggu (29/12) seperti dimuat KCNA.
"Orientasi langsung dari perjuangan WPK dan negara serta isu-isu kebijakan penting untuk kemenangan baru dalam revolusi kita di bawah situasi saat ini diangkat sebagai agenda pertemuan pleno," lanjutnya.
Tidak ada rincian lebih lanjut dalam laporan yang dirilis oleh KCNA tersebut.
Namun, pleno diselenggarakan hanya berselang sepekan setelah diadakannya pertemuan tingkat tinggi angkatan bersenjata untuk membahas peningkatan kemampuan militer Korea Utara.
Akhir-akhir ini, dunia dipenuhi dengan berbagai spekulasi mengenai "hadiah Natal" yang akan diberikan oleh Korea Utara jika AS tidak memberikan konsesi yang lebih baik. Yaitu menghentikan tindakan permusuhan dengan mencabut sanksi.
Menanggapi peringatan tersebut, Presiden AS Donald Trump mengatakan pada pekan lalu bahwa AS siap untuk menghadapi "hadiah Natal" apa pun dari Korea Utara.
"Semua orang punya kejutan untukku, tapi mari kita lihat apa yang terjadi. Aku (akan) menanganinya saat mereka datang," ujar Trump.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: