Fenomena ini terjadi di Selandia Baru yang disebabkan adanya asap hasil dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang tidak kunjung padam di Australia.
Meski terhalang oleh Laut Tasman seluas ribuan kilometer, namun asap berbau tajam dari Australia itu tiba di Selandia Baru pada Rabu pagi (1/1). Hal tersebut dapat dilihat dengan munculnya matahari seperti bola merah yang membuat gletser berubah warna keesokan harinya.
"Asap yang telah menempuh jarak 2.000 km melintasi Laut Tasman terlihat jelas. Visibilitas di daerah terkena dampak paling buruk dari kabut asap mencapai 10 km," cuit biro cuaca resmi Selandia Baru, MetService dalam akun Twitter-nya.
"Kami benar-benar bisa mencium bau terbakar di sini, di Christchurch," balas pengguna bernama Miss Roho.
Sementara, pengguna lainnya bernama Rachel mengunggah foto Gletser Franz Josef yang terletak di Taman Nasional Tai Poutini Westland. Dalam foto tersebut terhampar gletser seluas lebih dari 2.000 km berwarna kecoklatan karamel.
"Di dekat Gletser Franz Josef. Salju 'karamel' disebabkan oleh debu dari kebakaran hutan. Itu (salju) berwarna putih kemarin," tulisnya dalam foto yang diunggah pada Rabu (1/1).
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: