Juru bicara pihak militer, Brigadir Jenderal Zaw Min Tun, menerangkan sekelompok anak-anak itu menginjak ranjau darat saat sedang mengumpulkan kayu bakar di Desa Kyauk Yan.
Pihak militer dan pemberontak saling melempar tanggung jawab.
Saat ini, para korban luka tengah mendapat perawatan di rumah sakit setempat. Tiga di antara mereka dalam keadaan terluka serius.
Menurut Min Tun, ranjau darat itu dipasang oleh para petempur Pasukan Arakan, kelompok pemberontak yang merekrut anggota kebanyakan dari warga mayoritas Budha Rakhine.
Sebaliknya, juru bicara Pasukan Arakan, yang menuntut otonomi lebih untuk negara bagian Rakhine, menyalahkan pihak militer atas terjadinya peristiwa ledakan itu.
"Satu anak yang meninggal dunia hanya bisa ditemukan bagian badannya saja. Kami sudah membawa jenazah mereka dan menyerahkannya kepada keluarga masing-masing untuk dimakamkan," ucap salah satu warga.
Menurut data dari lembaga Perserikatan Bangsa-bangsa yang mengurus persoalan anak, UNICEF, pada tahun lalu ada 143 anak yang terbunuh atau terluka dalam sejumlah pertempuran sipil di sepanjang wilayah perbatasan Myanmar.
Tercatat puluhan ribu orang mengungsi dari wilayah negara bagian Rakhine sejak pertempuran kembali pecah pada Desember lalu.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: