Rabu tengah malam (8/1), para warga termasuk seorang koresponden AFP dikejutkan oleh dua suara ledakan yang diiringi dengan sirine keamanan di Zona Hijau, Baghdad.
Zona Hijau merupakan komplek perkantoran di mana kedutaan besar negara asing ditempatkan, termasuk Kedutaan Besar AS di Baghdad. Zona tersebut dilengkapi oleh berbagai fasilitas keamanan mutakhir.
Sebelumnya pada Selasa malam (7/1) hingga Rabu dini hari, Iran meluncurkan 22 rudal balistik ke pangkalan militer AS di al Asad dan Erbil. Itu merupakan serangan balasan atas dibunuhnya Komandan Pasukan Quds Garda Revolusi Iran (IRGC), Letjen Qassem Soleimani dalam serangan drone yang dilancarkan oleh AS pada Jumat dini hari (3/1) lalu.
Selain menewaskan Soleimani, serangan yang menargetkan konvoi militer di Bandara Internasional Baghdad itu juga membuat Wakil Komandan Pasukan Mobilisasi Populer (PMF) atau dikenal dengan Al Hashd Al Shaabi, Abu Mahdi al Muhandis, ikut menjadi korban.
Al Shaabi sendiri dikenal sebagai kelompok yang memiliki hubungan dekat dengan Iran, khususnya Pasukan Quds.
Dalam serangan terbaru ini, Amerika Serikat menuding Al Shaabi yang menjadi dalang di balik serangan roket ke Kedubes AS di Baghdad.
Terlebih lagi, pada Rabu, faksi garis keras Al Shaabi berjanji untuk membalas dendam atas serangan yang membunuh Wakil Komandannya.
"Untuk prajurit Amerika, jangan tutup matamu. Balas dendam untuk martir Muhandis akan datang di tangan Irak sampai tentara terakhir di antara kamu pergi," ujar Harakat al Nujaba, seorang anggota faksi Al Shaabi garis keras seperti dimuat
The Time of Israel.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: