Para pemimpin yang menandatangani rencana untuk berhenti mencampuri perang tersebut, baik itu melalui pasokan senjata, pasukan, ataupun pembiayaan di antaranya adalah Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Kesepakatan ini akan diajukan sebagai resolusi Dewan Keamanan PBB.
"Berkomitmen untuk menahan diri untuk campur tangan dalam konflik bersenjata atau dalam urusan internal Libya dan mendesak semua aktor internasional untuk melakukan hal yang sama," mengutip salah satu bunyi kesepakatan peserta KTT Berlin, seperti disebutkan AFP, Senin (20/1).
Sayangnya, pembicaraan itu gagal untuk menghasilkan "dialog serius" antara pihak-pihak yang bertikai, yakni Khalifa Haftar dan kepala pemerintah yang diakui PBB, Fayez al-Sarraj.
KTT juga tak mampu membuat kedua belah pihak menandatangani gencatan senjata permanen.
"Kita memiliki situasi yang sangat berbeda di Libya, karena sama sekali tak mudah menjamin gencatan senjata dihormati," kata Kanselir Jerman Angela Merkel, yang merupakan tuan rumah KTT.
"Tapi saya berharap melalui konferensi hari ini, kita memiliki peluang gencatan senjata akan berlangsung lebih lama," ujarnya yakin.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.