Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jelang Brexit, PM Johnson Lakukan Pendekatan Dengan Afrika

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Senin, 20 Januari 2020, 19:22 WIB
Jelang Brexit, PM Johnson Lakukan Pendekatan Dengan Afrika
Presiden Rwanda Paul Kagame dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson/AP
rmol news logo Mimpi Perdana Menteri Boris Johnson untuk mengeluarkan Inggris dari Uni Eropa memang sudah di depan mata. Namun, Johnson masih harus bekerja keras untuk menstabilkan Inggris pasca Brexit per 31 Januari nanti.

Salah satu yang dilakukan oleh Johnson adalah melakukan pendekatan dengan negara-negara Afrika. Misalnya saja ketika Johnson menghadiri KTT Inggris-Afrika di London, Senin (20/1).

Dimuat AP, dalam kesempatan itu, di hadapan 54 kepala negara/pemerintahan negara-negara Afrika, Johnson menggembar-gemborkan bahwa Inggris adalah mitra bisnis yang ideal untuk Afrika.

Kendati demikian, tampaknya Afrika sudah terlanjur hilang minat pada Inggris. Pasalnya jumlah peserta KTT Inggris-Afrika jauh lebih sedikit dibanding jumlah peserta KTT Rusia-Afrika atau KTT China-Afrika.

Inggris sendiri memang sudah lama dianggap sudah tidak memperdulikan Afrika. Hal tersebut dapat dilihat dari kunjungan pemimpin atau keluarga kerajaan Inggris yang sangat jarang. Pada 2018, Perdana Menteri Theresa May melakukan kunjungan pertama Inggris ke Kenya selama tiga dekade. Padahal Kenya adalah pusat ekonomi Afrika Timur.

Selain itu, perekonomian Afrika memang diakui tengah di atas angin. Data dari PBB pekan lalu menunjukkan, hampir seluruh negara mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi, kecuali di Afrika.

Amerika juga mengatakan Produk Domestik Bruto (PDB) Afrika diproyeksikan mencapai 3,2 persen pada 2020, dan meningkat menjadi 3,5 persen pada 2021. Di antara negara-negara di benua tersebut, ada 5 negara yang diproyeksikan memiliki pertumbuhan ekonomi mencapai 5 persen pada tahun ini.

Dengan kenyataan ini, Johnson sepertinya harus bekerja keras untuk mendapatkan perhatian. Terlebih juga China, Rusia, dan bahkan India sudah terlebih dahulu mendekati benua hitam ini. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA