Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Sudan Krisis Ekonomi, Singa-singa Kurus Tinggal Tulang Dan Kulit

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 21 Januari 2020, 06:30 WIB
Sudan Krisis Ekonomi, Singa-singa Kurus Tinggal Tulang Dan Kulit
Singa yang kelaparan di Taman Alqureshi/Net
rmol news logo Penyelamatan singa Afrika gencar digaungkan di media sosial. Osman Salih, seorang pecinta hewan, lewat Kampanye Sudananimalrescue (Penyelamatan binatang di Sudan) mengajak masyarakat sekitar Khartoum dan para sukarelawan mengulurkan bantuan bagi hewan-hewan kurus kering di Taman AlQureshi, karena krisis makanan dan obat-obatan.

Hewan-hewan itu nampak kurus akibat tidak lagi diberi makan yang cukup. Mereka juga tidak diberi obat-obatan dan perawatan yang baik. Sudan tengah mengalami krisis ekonomi dipicu oleh meningkatnya harga makanan dan kekurangan devisa.

"Saya gemetar saat melihat singa-singa ini di taman itu. Tinggal tulang dan kulit," tulis Osman. "Saya mendesak semua orang dan institusi untuk menolong binatang-binatang itu."

Singa-singa itu kehilangan bobot hingga hanya tinggal sepertiga dari berat semula.

Manajer Taman AlQureshi, di mana singa-singa kurus kering itu tinggal, mengatakan ia harus membeli makanan singa dari sakunya sendiri. Taman AlQureshi adalah milik pemerintah yang sebagian didanai oleh pihak swasta. Saat ini taman itu sudah tak mampu lagi menyediakan kebutuhan makanan bagi singa-singa.

"Makanan sering tak ada jadi kami membeli makanan dari uang kami sendiri," kata Essamelddine Hajjar, sang manager.

Singa-singa yang mengalami kelaparan banyak yang sakit dan kemudian mati. Osman terus-terusan menyadarkan semua pihak untuk menyelamatkan singa-singa ini.

Satu dari lima singa diikat dan diinfus karena dehidrasi.

Dalam unggahannya, Senin (20/01), Osman menulis, "Dengan sedih saya memberitahu bahwa singa betina yang sakit sudah mati. Singa betina lain mulai membaik."

Upaya Osman berhasil. Para sukarelawan pun banyak berdatangan. Mereka melakukan pembersihan taman dan memperbaiki fasilitas di sana, seperti yang ditulis kantor berita AFP.  

Media Sudan, Dabanga, menulis, banyak pemuda meluncurkan kampanye memberikan makanan untuk singa-singa ini, sementara para dokter hewan mengumumkan kesiapan mereka memberikan pengobatan.
 
Singa-singa Afrika diklafisikasikan sebagai spesies 'rentan' oleh badan konservasi internasional, International Union for Conservation of Nature.

Populasi singa turun dari 43% antara 1993 dan 2014, dan saat ini hanya terdapat 20.000 ekor. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA