Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

ICEO: Tidak Ada Bukti Genosida Muslim Rohingya Di Myanmar

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Selasa, 21 Januari 2020, 14:59 WIB
ICEO: Tidak Ada Bukti Genosida Muslim Rohingya Di Myanmar
Pengungsi Rohingya di Bangladesh/Reuters
rmol news logo Sebuah panel yang telah ditunjuk pemerintah Myanmar untuk menyelidiki dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) terhadap etnis Rohingya di Rakhine telah membuat geram publik. Nama panel tersebut adalah The Independent Commission of Enquiry (ICEO).
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Senin (20/1), ICEO merilis data yang menyebutkan tidak ada bukti genosida terhadap minoritas muslim Rohingya. Alih-alih mengiyakan adanya persekusi, panel mengakui adanya kejahatan perang.

Kejahatan perang itu ditujukan kepada gerilyawan Rohingya yang menyerang 30 pos polisi dan memprovokasi tindakan keras serta menciptakan konflik bersenjata.

ICEO mengaku hasil penyelidikan dilakukan berdasarkan wawancara dengan penduduk desa dan anggota pasukan keamanan.

"ICEO belum menemukan bukti yang menunjukkan bahwa pembunuhan atau tindakan pemindahan ini dilakukan berdasarkan niat atau rencana untuk menghancurkan muslim atau komunitas lain di negara bagian utara, Rakhine," bunyi pernyataan ICEO yang dikutip oleh Al Jazeera.

"Tidak ada bukti yang cukup untuk membantah, apalagi menyimpulkan, bahwa kejahatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan, secara keseluruhan atau sebagian, kelompok nasional, etnis, ras atau agama, atau dengan kondisi mental lain yang sesuai dengan kejahatan internasional, genosida," tambahnya.

Menanggapi laporan ini, Presiden Myanmar Win Myint mengatakan pada Selasa (21/1) bahwa pemerintah setuju dengan temuan-temuan ICEO dan berjanji untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. Terutama dugaan kejahatan yang dilakukan warga sipil dan gerilyawan Rohingya.

Sementara penyelidikan yang masih dipertanyakan ini berlangsung, sebanyak hampir satu juta muslim Rohingya terpaksa tinggal di kamp-kamp penampuan di Cox'z Bazar, Bangladesh.

Mereka menolak untuk direpatriasi sampai ada jaminan keamanan dan diberikan status kewarganegaraan yang jelas. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA