Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Wuhan Berubah Jadi ‘Kota Zombie’ Jelang Perayaan Imlek

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/widian-vebriyanto-1'>WIDIAN VEBRIYANTO</a>
LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO
  • Jumat, 24 Januari 2020, 18:36 WIB
Wuhan Berubah Jadi ‘Kota Zombie’ Jelang Perayaan Imlek
Kota Wuhan/Facebook milik Hilyatu Millati Rusydiyah
rmol news logo Kota Wuhan, ibukota dari Provinsi Hubei, China kini menjadi sorotan dunia. Pasalnya, kota ini menajdi sarang dari wabah virus corona yang menyebabkan pneumonia.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Tercatat, 830 kasus telah ditemukan dan menyebabkan sebanyak 25 orang meninggal di kota ini.

Hilyatu Millati Rusydiyah, seorang warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Wuhan berbagi cerita mengenai nasibnya di sana melalui akun Facebook pribadi.

Dia menurai bahwa penyebaran virus ini berawal dari pasar ikan segar Huanan, Distrik Jianghan, yang berada di dekat stasiun kereta api Hankou.

“Virus itu awalnya menginfeksi orang-orang yang pernah berinteraksi di pasar tersebut. Diduga berasal dari hewan liar yang diperdagangkan secara ilegal,” ujarnya.

Saat itu, sambu Hilyatu, nama virus belum diketahui dan disebut dengan unknown pneumonia. Dua minggung kemudian, nama virus ditemukan. Para ilmuwan mengkonfirmasi virus itu sebagai virus corona jenis baru dengan kode 2019-nCov.

Pada tanggal 23 Januari, Pemerintah Kota Wuhan memutuskan menghentikan semua jenis transportasi di kota Wuhan, baik darat, laut, maupun udara. Stasiun dan bandara ditutup, semua jadwal kereta dan penerbangan dibatalkan. Bus umum dan MRT tidak beroperasi. Tersisa kendaraan pribadi yang tampak jarang berlalu lalang.

“Kebijakan ini akan diikuti pula oleh kota-kota sekitar Wuhan seperti kota Huanggang dan Ezhou,” tegasnya.

Hingar bingar kemeriahan Imlek, lanjut Hilyatu, seolah tidak mau masuk ke Wuhan. Tidak ada suara kembang api. Deru suara mobil pun nyaris nihil.

“Dan Wuhan berubah menjadi kota zombie, hilir mudik orang di luar rumah tak terlihat. Hanya sesekali terlihat dengan masker tebal yang menutup wajah,” sambungnya.

Di bawah apartemennya, terkadang muncul satu hingga dua orang keluar mobil kemudian masuk rumah. Tidak ada orang yang berani bersantai-santai seperti biasa dengan duduk di basement apartemen.

“Semua orang larut dalam ketakutan di dalam rumah,” terangnya.

“Imlek tahun ini mungkin paling dikenang oleh warga Wuhan, saat mereka rela berkorban tetap tinggal di Wuhan dan melewatinya tanpa berkumpul dengan keluarga,” demikian Hilyatu. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA