Meski sebuah kabinet baru telah diumumkan pada Selasa (21/1), namun para demonstran masih geram. Pasalnya kabinet tersebut tidak dipilih secara independen dan justru berdasarkan sektarian.
Seperti dimuat
South China Morning Post, sejumlah pawai diadakan di Beirut yang diwarnai beragam tulisan "tidak percaya". Mengiringi pawai, pengunjuk rasa dalam jumlah besar juga meneriakkan revolusi.
"Pemerintah bukan yang kami cari. Revolusi! Kami menuntut pemerintah keselamatan, bukan pemerintah yang anggotanya dipilih berdasarkan kuota (sektarian)," kata demonstran Perla Maalouli di Beirut tengah.
Di Riad al-Solh Square, pusat kota Beirut, massa berkumpul di dekat Serail, sebuah pusat pemerintahan dan tempat tinggal Perdana Menteri baru, Hassan Diab.
Para pengunjuk rasa bahkan merobohkan pagar logam dan kawat berduri serta mencoba memindahkan balok beton yang telah didirikan pihak berwenang sebagai barikade. Demonstran juga melemparkan batu dan petasan ke polisi antihuru hara yang direspons dengan meriam air dan gas air mata.
Palang Merah Lebanon mengatakan, ada 20 orang korban terluka, termasuk dua yang dilarikan ke rumah sakit sementara yang lain dirawat di lokasi.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: