Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pasca Brexit, Mantan Presiden Dewan Eropa: UE Akan Buka Pintu Jika Skotlandia Mau Gabung

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Minggu, 02 Februari 2020, 22:36 WIB
Pasca Brexit, Mantan Presiden Dewan Eropa: UE Akan Buka Pintu Jika Skotlandia Mau Gabung
Mantan Presiden Dewan Eropa Donald Tusk/Net
rmol news logo Mantan Presiden Dewan Eropa, Donald Tusk menilai bahwa akan ada antusiasme luas di Uni Eropa jika Skotlandia mengajukan permohonan untuk bergabung kembali dengan blok tersebut, bila wilayah tersebut telah merdeka.

Dalam pernyataannya akhir pekan ini, Tusk mengatakan bahwa dia bersimpati dengan keinginan banyak orang Skotlandia untuk bergabung kembali dengan Uni Eropa pasca Brexit, atau hengkangnya Inggris dari Uni Eropa.

"Saya ingin menghentikan diri saya untuk mengatakan sesuatu yang terlalu tumpul. Terkadang saya merasa saya orang Skotlandia. Saya sangat Skotlandia sekarang, terutama setelah Brexit," katanya dalam sebuah kesempatan wawancara dengan BBC.

"Secara emosional, saya tidak ragu semua orang akan antusias di sini, di Brussels dan lebih luas di Eropa, tetapi kami masih memiliki perjanjian dan formalitas. Tetapi jika Anda bertanya kepada saya tentang emosi kita, ada perasaan yang tulus. Anda hanya akan menyaksikan, saya kira, empati," sambungnya, seperti dikabarkan ulang The Guardian (Minggu, 2/2).

Untuk diketahui bahwa dalam referendum Brexit yang digelar tahun 2016 lalu, 62 persen warga Skotlandia memilih untuk Inggris tetap berada di dalam Uni Eropa.

Sejak saat itu, setiap pemilu yang digelar selalu menunjukkan lebih dari 70 persen dukungan warga Skotlandia ditujukkan kepada partai-partai yang mendukung referendum Uni Eropa kedua atau membatalkan Brexit.

Dengan kata lain, mayoritas warga Skotlandia menginginkan agar Inggris tetap menjadi bagian dari Uni Eropa.

Sementara itu, Tusk mengakui bahwa masalah hukum signifikan yang dihadapi Skotlandia adalah untuk menjadi mandiri serta mulai dari awal proses penerimaan kembali ke Uni Eropa, jika suatu saat merdeka dan ingin bergabung.
"Pada saat yang sama, saya harus menghormati. Saya tahu betapa pentingnya kata 'kedaulatan', 'integritas' dalam debat di Inggris. Saya pikir itu bukan peran saya untuk campur tangan, meskipun saya bersimpati," kata Tusk.
"Jika Anda bertanya kepada saya tentang keadaan hukum, kami harus berada di sini dengan sangat hati-hati. Kami memiliki perjanjian kami sendiri," sambungnya.

"Tentu saja, Anda selalu dapat menafsirkan perjanjian dengan cara yang sangat berbeda. Tetapi jika saya mengerti dengan baik, satu-satunya penafsiran yang dibenarkan adalah bahwa jika sesuatu seperti, Anda tahu, kemerdekaan Skotlandia terjadi, maka kita memerlukan proses baru secara teratur. Tidak ada yang otomatis. Situasi baru, negara baru. Maka itu berarti proses baru," demikian Tusk. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA