Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Singgung Iran Dan Afghanistan, Ini Isi Pidato Kenegaraan Donald Trump

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Rabu, 05 Februari 2020, 14:47 WIB
Singgung Iran Dan Afghanistan, Ini Isi Pidato Kenegaraan Donald Trump
Presiden Amerika Serikat saat sampaikan pidato kenegaraan/Net
rmol news logo Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan pidato kenegaraannya yang ketiga pada Selasa (4/2) waktu setempat.

Dalam momen pidato tahunan kali ini, tampak jelas perpecahan yang terjadi antara kubur Demokrat dan Republik. Kubu Republik bersorak saat Trump naik ke podium. Beberapa di antaranya bahkan bersenandung "empat tahun lagi". Sementara itu, kubu Demokrat memilih berdiri diam.

Selain itu, pidato kenegaraan juga diwarnai oleh adegan perobekan salinan naskah pidato kenegaraan Trump oleh Ketua DPR Nancy Pelosi yang berdiri di belakang Trump saat dia berpidato.

Namun, terlepas dari adegan perpecahan tersebut, hal yang tidak kalah menarik untuk menjadi sorotan adalah isi pidato kenegaraan Trump. Dalam pidato berdurasi satu jam 18 menit itu, Trump menyinggung banyak hal, termasuk kebijakan luar negeri dan ekonominya. Meski begitu, dia menghindari pembahasan soal pemakzulan yang menjeratnya.

Dalam hal kebijakan luar negeri, Trump menekankan bahwa Amerika Serikat bekerja untuk mengakhiri perang Amerika Serikat di Timur Tengah.

Dia kembali mengulangi klaimnya bahwa keputusannya untuk memerintahkan pembunuhan Komandan Iran Qassem Soliemani adalah hal yang tepat demi menjaga keamanan serta kepentingan Amerika Serikat.

Padahal, langkah Amerika Serikat itu semoat membuat warga dunia waswas akan potensi terjadinya "Perang Dunia Ketiga", mengingat Soleimani adalah salah satu pejabat kunci di Iran dan pembunuhannya berarti gangguan bagi kepentingan Iran.

Selain itu, Trump juga menegaskan kembali janjinya untuk menarik pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan. Meski begitu, lagi-lagi, Trump tidak memberikan penjelasan pasti soal kapan rencana itu akan dapat sepenuhnya dilakukan.

Hal lain yang juga dibahas oleh Trump dalam pidato itu adalah soal keberhasilan Amerika Serikat membunuh pemimpin kelompok militan ISIS Abu Bakar al-Baghdadi tahun lalu dalam operasi militer Amerika Serikat di Suriah.

"Hari ini, kekhalifahan teritorial ISIS telah dihancurkan 100 persen, dan pendiri dan pemimpin ISIS, pembunuh yang haus darah al-Baghdadi, sudah mati," kata Trump.

Dalam hal ekonomi, dalam pidatonya, Trump menyoroti ekonomi Amerika Serikat yang dia klaim kuat. Dia mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat jauh lebih baik di bandingkan pendahulunya, Barack Obama.

Trump mengklaim bahwa angka pengangguran di Amerika Serikat rendah. Hal itu membantu pekerja kerah biru dan kelas menengah.

"Hanya dalam tiga tahun yang singkat, kita telah menghancurkan mentalitas kemerosotan Amerika dan kita telah menolak perampingan nasib Amerika. Kita bergerak maju dengan kecepatan yang tak terbayangkan beberapa waktu yang lalu, dan kita tidak akan pernah kembali," tegas Trump, seperti dimuat Al Jazeera.

Selain itu, Trump menekankan perjanjian perdagangan baru yang telah dinegosiasikannya, termasuk kesepakatan fase-satu dengan China dan perjanjian Amerika Serikat-Meksiko-Kanada yang dia tandatangani bulan lalu. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA