Dia dibunuh di dalam lokasi persembunyiannya, yakni mal Terminal 21 di kota timur laut Thailand, Nakhon Ratchasima.
"Polisi telah membunuh pelaku dan menyelamatkan delapan sandera. Beberapa terluka," kata salah satu sumber keamanan, seperti dimuat
Reuters.
Keduanya menolak disebutkan namanya karena mereka tidak berwenang berbicara kepada media.
Penembakan massal itu sendiri telah menyebabkan setidaknya 21 orang meninggal dunia dan banyak orang lainnya terluka.
Polisi sebelumnya meyakini, pelaku adalah seorang perwira junior bernama Jakraphanth Thomma. Dia membunuh komandannya sebelum mencuri senjata dan amunisi dari sebuah barak militer pada Sabtu sore. Senjata curian itulah yang kemudian dia gunakan untuk melakukan aksi kejinya.
Dia kemudian mulai melepaskan tembakan ke beberapa lokasi di seluruh kota, yang berjarak lebih dari 250 km dari Bangkok dan juga dikenal sebagai Korat.
Tentara itu juga menembaki orang-orang di sebuah kuil Buddha dan juga di mal Terminal 21.
Polisi bergegas menuju lokasi dan menutup mal Terminal 21. Pasukan dan petugas polisi menyisir mal tersebut untuk mencari tersangka dan membantu warga yang terperangkap di dalam mal. Warga yang panik pun lari tunggang langgang keluar mal untuk menyelamatkan diri.
Ambulans pun disiagakan di depan mal untuk mengangkut korban luka.
Di dalam mal sendiri, proses pencarian diwarnai dengan suara tembakan ke udara. Laporan media lokal, seperti dimuat
BBC, menyebutkan bahwa sepanjang malam tadi, terdengar sejumlah suara tembakan yang bertlangsung hingga dini hari (Minggu, 9/2). Suara tembakan terbaru terdengar pada pukul 05.00 waktu setempat.
Pria bersenjata itu tampaknya mencoba melarikan diri melalui bagian belakang bangunan tetapi tetap berada di dalam kompleks mal.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: