"Genderang perang" pertama kali ditabuh oleh Trump yang mengunggah klip audio tahun 2015 melalui akun Twitternya. Klip audio itu menunjukkan Bloomberg membela penggunaan strategi pemolisian yang kontroversial saat dia menjabat sebagai walikota New York antara tahun 2002 dan 2013 yang dikenal sebagai "stop and frisk".
"Wow! Bloomberg adalah rasis total," tulis Trump di akun Twitternya yang kemudian dia hapus.
Trump juga diketahui mendukung kebijakan tersebut pada saat itu.
Bloomberg sendiri pernah meinta maaf atas penggunaan strategi tersebut pada bulan November tahun lalu, atau beberapa hari sebelum mengumumkan pencalonannya.
Menanggapi cuitan Trump tersebut, Bloomberg mengeluarkan pernyataan pada Selasa (11/2) yang berisi serangan balik untuk Trump.
"Sebaliknya, Presiden Trump mewarisi sebuah negara berbaris menuju kesetaraan yang lebih besar dan membagi kami dengan seruan rasis dan retorika yang penuh kebencian," jelas Bloomberg, seperti dimuat
Channel News Asia.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: