Permintaan tegas itu dialamatkan pada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang memasukkan Taiwan ke dalam 'wilayah epidemi China' dalam kasus virus novel corona.
"Pemahaman yang salah dari WHO, menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayah epidemi China," ujar Taipei Economic and Trade Office (TETO) di Jakarta dalam keterangan resminya, Rabu (12/2).
TETO menyebut pemahaman salah dari WHO itu dikarenakan termakan oleh klaim sepihak China yang gencar mengkampanyekan
One China Policy atau kebijakan satu China.
"Prinsip satu China ini adalah murni klaim politik ilusi, sama sekali tidak realistis. Presiden China Xi Jinping jika mau ke Taiwan, tetap harus ada izin dari pemerintah Taiwan," jelasnya.
Soal virus novel corona, TETO mengakui ada kasus yang ditemukan di Taiwan. Tetapi, penanganan yang canggih membuat virus itu tidak menajdi wabah di wilayah Taiwan.
"Sampai saat ini, sudah 18 kasus yang dikonfirmasi. Namun karena standar medis Taiwan berkelas dunia, tindakan pencegahan epidemi sangat sukses dan tidak ada kasus yang dikonfirmasi telah meninggal," demikian keterangan TETO.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: