"Perdana Menteri menginginkan perombakan ini untuk menetapkan fondasi bagi pemerintah sekarang dan di masa depan," ujar seorang sumber dari kantor Johnson yang tidak ingin disebutkan namanya seperti dimuat
Reuters.
"Dia ingin mempromosikan generasi bertalenta di tahun-tahun mendatang. Dia (juga) akan menghargai para anggota parlemen yang telah bekerja keras untuk memenuhi prioritas pemerintah ini untuk meningkatkan seluruh negara dan memberikan perubahan yang dipilih orang-orang untuk tahun lalu," lanjutnya.
Berdasarkan informasi dari sumber tersebut, kemungkinan besar, Johnson akan mengambil lebih banyak wanita di pemerintahannya.
Merespons perombakan ini, beberapa pejabat dari partai pendukung Johnson, Konservatif justru menentangnya dengan menyatakan bahwa saat ini bukan saatnya untuk melakukan perombakan secara 'radikal'.
Sementara itu, usai Brexit, Johnson sendiri memiliki beberapa agenda besar. Seperti melakukan negosiasi perdagangan dengan Uni Eropa dan Amerika Serikat dan menjadi tuan rumah KTT Perubahan Iklim (COP26) pada November mendatang.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: