Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Singgung Indonesia, AS Dan China Kembali Perang Kata

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Senin, 17 Februari 2020, 14:17 WIB
Singgung Indonesia, AS Dan China Kembali Perang Kata
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo/Net
rmol news logo Amerika Serikat dan China kembali terlibat perang kata. Kali ini, perselisihan keduanya juga menyinggung Indonesia.

Perselisihan sendiri terjadi saat Konferensi Keamanan di Hotel Bavarian, Munich, Jerman pada Sabtu lalu (15/2). Ketika Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengawali pidatonya dengan mendeklarasikan bahwa Barat (khususnya demokrasi) telah menang telak.

"Bangsa-bangsa yang bebas secara sederhana lebih sukses dibandingkan dengan model yang selama ini pernah dicoba sepanjang sejarah peradaban manusia," ujar Pompeo seperti dimuat DW.

Selanjutnya, dalam pidato berdurasi 16 menit tersebut, Pompeo tidak lain membahas kekuatan baru yang menjadi salah satu musuh terkuatnya, yakni China.

Dalam pandangan Pompeo, China adalah negara yang patut untuk ditakuti dibandingkan dengan kekuatan-kekuatan lainnya. Pasalnya, China telah bertindak agresif selama ini.

"China melanggar batas di zona ekonomi eksklusif Vietnam, Filipina, dan Indonesia. China memiliki sengketa perbatasan atau maritim dengan setiap negara yang berbatasan dengannya," ujar Pompeo.

"Keamanan dunia maya, Huwawei dan perusahaan teknologi yang didukung China lainnya adalah kuda Trojan untuk intelijen China," lanjutnya.

Setelah Pompeo, Menteri Pertahanan AS Mark Esper juga ikut memberikan suara. Dalam pidatonya, Esper mengatakan di bawah kepemimpinan Presiden China Xi Jinping, Partai Komunis China memang telah bergerak cepat, namun dengan arah yang salah.

"Represi internal, praktik ekonomi yang predator, berat tangan (sulit bernegosiasi), dan yang lebih penting untuk saya, postur militer yang lebih agresif," ujar Esper.

Menanggapi kedua pion Trump itu, Menteri Luar Negeri China Wang Yi memberikan balasan yang cukup keras. Wang mengatakan, dari pernyataan Pompeo dan Esper, terlihat AS saat ini tengah berjuang di tengah ketakutan akan munculnya kekuatan baru seperti China.

"Barat juga harus menghindari superioritasnya serta meninggalkan prasangka dan kecemasannya terhadap China," ujar Wang. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA