Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Fakta Kondisi Kapal Pesiar Diamond Princess Terungkap, Profesor Jepang: Mengerikan, Tidak Layak Untuk Karantina

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 20 Februari 2020, 06:46 WIB
Fakta Kondisi Kapal Pesiar Diamond Princess Terungkap, Profesor Jepang: Mengerikan, Tidak Layak Untuk Karantina
Kapal Pesiar Diamond Princess yang Dilabuhkan Di Yokohama untuk Proses Karantina/Net
rmol news logo Masa karantina di Kapal Pesiar Diamond Princess telah usai. Rabu (19/2) para penumpang diperbolehkan turun dari kapal yang ditambatkan di pelabuhan Yokohama sejak 5 Februari, tepatnya setelah ditemukannya kasus seorang penumpang terjangkit virus corona.

Seorang professor Jepang yang menyempatkan berkunjung ke dalam kapal tersebut saat usai masa karantina, mengungkap fakta yang mengejutkan.

Ia mengatakan kondisi di dalam kapal sangat menakutkan. Menurutnya, keputusan melakukan karantina di atas kapal pesiar itu sangat tidak tepat. Profesor Iwata Kentaro dari Universitas Kobe mengkritik keras upaya pemerintah Jepang melakukan proses karantina seperti itu.

Pakar penyakit menular tersebut mengatakan bahwa situasi di Diamond Princess sangat kacau dan melanggar prosedur karantina.

"Kapal pesiar itu sama sekali tidak memadai dalam hal pengendalian infeksi," katanya dalam video berbahasa Inggris dan Jepang yang dipostingnya  pada Selasa (18/2) malam waktu setempat, mengutip keterangan AFP, Rabu (19/2).

Manajemen kapal tidak memiliki tenaga profesional untuk menahan lajunya penyebaran virus corona.

"Di dalam Diamond Princess saya begitu takut terkena COVID-19," aku Iwata.

"Di sana tidak ada zona hijau, tidak ada zona merah, di mana-mana bisa terkena virus dan semua orang tak berhati hati. Tidak ada satu pun personel profesional pengendalian infeksi di dalam kapal itu," cetusnya miris.

Sebagai ahli penyakit menular dari Universitas Kobe, Iwata berpengalaman menghadapi penyakit Ebola, Kolera hingga SARS.

Saat ia masuk ke dalam kapal Diamond Princess bersama Disaster Management Medical Team, ia terkejut mendapati ada petugas medis yang justru tidak memakai peralatan lengkap saat mengurus pasien, sementara ia sendiri sudah tertular.

"Petugas medis tidak melindungi dirinya sendiri," kata Iwata, "Ia seolah sudah benar-benar menyerah untuk melindungi dirinya sendiri," lanjut Iwata.

Ia merasa miris sebab masukannya itu tidak mendapat respon dari birokrat Jepang. Menurutnya, karantina dan penanganan penyebaran virus corona di kapal pesiar Diamond Princess adalah sebuah kegagalan.

Pemerintah Jepang menyanggah pernyataan Iwata. Pejabat di sana menyebut mereka telah melakukan langkah yang positif.

"Infeksi sudah terjadi sebelum kapal dikarantina,” ujar Dr Shigeru Omi, mantan pejabat WHO yang kini menjadi penasihat pemerintah.  "Yang benar adalah bahwa kami melakukan yang terbaik untuk mengambil tindakan guna mencegah infeksi," katanya.

Menteri Kesehatan Jepang Katsunobu Kato mengatakan, proses karantina didukung oleh tenaga ahli medis berpengalaman.

"Para dokter ahli yang merupakan anggota tim pencegahan infeksi, mengawasi di dalam kapal," katanya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA