Kamis pekan lalu (13/2), intelijen Negeri Paman Sam telah memperingatkan anggota House of Representative (DPR AS) soal dugaan Rusia mencampuri kampanye pemilu AS untuk memenangkan kembali Presiden Donald Trump.
Hal itu disampaikan oleh seorang bawahan Direktur Pelaksana Intelijen Nasional, Joseph Maguire, bernama Shelby Pierson dalam sebuah pengarahan. Pierson sendiri selama ini dianggap memiliki reputasi intelijen yang tumpul.
Dalam pengarahan tersebut Pierson mengatakan Rusia tengah mengganggu pemilu AS, khususnya di dalam tubuh Demokrat.
Tak ayal berita ini langsung membuat Trump geram. Seperti dimuat
The New York Times, sehari setelah pengarahan, Trump langsung memanggil Maguire ke kantornya.
Panggilan itu disusul dengan sebuah pengumuman Trump pada Rabu (19/2). Trump menyatakan telah mengganti Maguire dengan Dutabesar AS untuk Jerman, Richard Grenell.
Sontak publik berspekulasi bahwa pengarahan di DPR menjadi penyebab penggantian Maguire. Namun, beberapa pejabat mengatakan Grenell hanyalah pelaksana dan memang akan mendapatkan peran baru, sehingga tidak berhubungan dengan kejadian sebelumnya.
Sementara itu, kantor Direktur Intelijen Nasional dan Gedung Putih enggan memberikan komentar perihal penggantian Grenell.
Dalam sebuah cuitannya pada Kamis malam (20/2), anggota Kongres dari Partai Demokrat yang menjadi pendukung pemakzulan Trump, Adam Schiff, mengkritik keputusan Trump. Menurutnya, Trump sekali lagi berusaha menhentikan Kongres untuk memotong campur tangan asing.
"(Tampaknya Trump) lagi-lagi membahayakan upaya kita untuk menghentikan campur tangan asing," ujar Schiff.
Isu campur tangan Rusia dalam pemilu AS memang bukan sekali ini terdengar. Pada pemilu 2016, isu itu begitu vokal, sehingga banyak yang mempertanyakan keabsahan kemenangan Trump.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: