Iran tengah dirundung banyak konflik. Terakhir adalah penembakan tak sengaja pesawat komersil Ukraina pada Januari lalu.
Di dalam negeri sendiri pun Iran banyak persoalan. Mulai ekonomi, krisis multidimensional, dan keamanan rakyatnya. Belum lagi banyaknya ribuan kandidat pengincar kursi legislatif yang kemudian harus diskualifikasi. Lalu menyusul wabah virus corona, yang telah menewaskan dua orang juga menambah ketidakpastian dalam proses pemilu, melansir
AFP, Jumat (21/2)
Walau disebut-sebut kubu konservatif diperkirakan kembali menang, namun beberapa petinggi menyangsikan hal itu.
Beberapa merasa perlu datang ke tempat pemungutan suara. Salah satu alasannya adalah membangkitkan sikap patriotisme terutama untuk mengenang Qassem Soleimani, perwira tinggi yang tewas oleh rudal AS di Irak, beberapa waktu lalu.
Atribut dan spanduk dengan gambar Soleimani bertebaran di mana-mana. Juga kalimat-kalimat pedas anti-AS dan Donald Trump.
Pemilu ini dipandang sebagai ujian bagi popularitas kubu reformis moderat Presiden Hassan Rouhani di saat politisi garis keras diperkirakan akan memperoleh keuntungan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.