Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Mengundurkan Diri, Mahathir Menguji Malaysia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Senin, 24 Februari 2020, 16:17 WIB
Mengundurkan Diri, Mahathir Menguji Malaysia
Pengunduran Mahathir Mohamad berdampak besar terhadap situasi politik di Malaysia/Net
rmol news logo Mahathir Mohamad telah mengambil langkah itu. Ia mengundurkan diri. Di tengah konflik politik yang semakin tajam dengan rival lamanya, Anwar Ibrahim.

Terkesan tiba-tiba dan mendadak, pengunduran diri Mahathir ini mengundang banyak tanya yang intinya adalah: mengapa ia yang sedang berada di atas angin dan mendapatkan dukungan mayoritas dari anggota Parlemen memilih angkat kaki dari Putrajaya.

Langkah mundur Mahathir diikuti keputusan Partai Bersatu Malaysia (PPBM) mengundurkan diri dari Pakatan Harapan. Adalah Presiden Partai Bersatu Tan Sri Muhyiddin Yassin yang menyampaikan  keputusan itu. Kini Pakatan Harapan tinggal diisi Partai Keadilan rakyat (PKR), Partai Aksi Demokrasi (DAP), dan Partai Amanah.

Manuver Mahathir Mohamad menyerahkan surat pengunduran diri kepada Yang Dipertuan Agong membuat kekuatan koalisi Pakatan Harapan di Parlemen gembos. Kursi koalisi yang dibangun menjelang Pemilu 2018 itu hanya tingal 92 suara. Kurang dari jumlah minimal 112 kursi untuk membentuk pemerintahan baru.

Sebelas anggota PKR memilih bergabung dengan koalisi baru yang dibentuk Partai Bersatu (26 kursi), Barisan Nasional (42 kursi), Partai Islam Se-Malaysia (18 kursi) dan Gabungan Partai Serawak atau GPS (18 kursi).

Bukan tidak mungkin, GBS Sabah dan dua kursi lain juga akan mendukung koalisi baru ini.

Dalam keterangan yang dirilis Putrajaya, disebutkan bahwa Mahathir mengajukan pengunduran diri kepada Yang Dipertuan Agong pukul 13.00 waktu setempat.

Sementara pukul 14.00 Anwar Ibrahim dan istrinya yang juga Wakil Perdana Menteri Wan Azizsah dijadwalkan bertemu Yang Dipertuan Agong.

Senin pagi Anwar Ibrahim berusaha menemui Mahathir Mohamad di kantornya. Usaha itu sia-sia. Mahathir Mohamadn enggan bertemu dengannya.

Sesaat setelah Pakatan Harapan memenangkan Pemilu 2018, Mahathir Mohamad memang sempat berjanji tidak akan lama menduduki kursi itu.

Tetapi Mahathir Mohamad dirasa tidak mau pula memberikan peluang kepada Anwar Ibrahim yang dia tahu track record-nya.

Mahathir Mohamad disebut lebih menyukai sosok mantan Wakil Presiden PKR Azmin Ali yang masih berusia 55 tahun.

Di sisi lain, pengunduran diri Mahathir Mohamad baru bisa berlaku efektif apabila Yang Dipertuan Agong menyetujui.

Bila disetujui, maka pertanyaan berikutnya adalah siapa yang akan membentuk pemerintahan baru.

Sulit membayangkan, Pakatan Harapan yang sudah gembos mendapat kesempatan membentuk pemerintahan.

Maka, kesempatan akan kembali didapatkan kubu Mahathir Mohamad.

Bila Yang Dipertuan Agong menolak pengunduran diri itu, maka legitimasi Mahathir Mohamad sebagai Perdana Menteri akan lebih kuat lagi.

Silat Mahathir Mohamad ini menempatkan Anwar Ibrahim pada posisi yang sulit. Maju kena, mundur pun kena.

Sementara bagi Mahathir Mohamad, ini situasi yang win-win.  rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA