Dua WN China tersebut adalah Tian Yinyin dan Li Jiadong. Mereka dituding telah bekerja dengan Lazarus Group yang disponsori oleh Korea Utara.
Dilaporkan
Channel News Asia, mereka bertanggung jawab atas serangan syber pada April 2018 atas cryptocurrency tanpa nama di mana Rp 3,5 triliun telah dicuri.
"Rezim Korea Utara telah melanjutkan kampanye luas serangan cyber luas pada lembaga keuangan untuk mencuri dana," kata Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin.
"Amerika Serikat akan terus melindungi sistem keuangan global dengan meminta pertanggungjawaban mereka yang membantu Korea Utara terlibat dalam kejahatan dunia maya," lanjutnya.
Menurut Departemen Keuangan, Tian dan Li telah menerima sekitar 91 jdolar AS atau Rp 1,2 triliun dalam cryptocurrency yang dicuri oleh Korea Utara pada 2018. Mereka juga mendapatkan 9,5 dolar AS atau Rp 134 miliar dari pencurian lainnya.
Tian diduga mencuci sebagian uang itu dengan menjual Bitcoin untuk kartu hadiah Apple iTunes prabayar.
Ada pun sanksi yang diberlakukan pada Tian dan Li adalah dengan membekukan properti dan aset mereka di wilayah AS dan melarang mereka melakukan perdagangan dengan entitas di AS.
Keduanya didakwa pada Senin di pengadilan federal AS. Menurut Departemen Kehakiman, keduanya mendapatkan dua tuduhan, yaitu melakukan konspirasi pencucian uang dan mengoperasikan bisnis pengiriman uang tanpa izin.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: