Hal itu diungkapkan oleh Morales dalam sebuah wawancara dengan
Reuters di Argentina baru-baru ini, di mana dia mengasingkan diri sejak mundur dari jabatannya tahun lalu di bawah tekanan militer.
Mantan pemimpin sosialis itu menuduh kubu lawan dan Amerika Serikat berupaya mencegah pencalonan presiden atau senatnya, dan berusaha menjauhkan partainya, Gerakannya untuk Sosialisme (MAS) dari kekuasaan.
Dia mengutip analisis independen yang baru-baru ini diterbitkan oleh dua peneliti di Laboratorium Data dan Ilmu Pemilu MIT sebagai bukti klaimnya soal pemilihan umum Bolivia.
Penelitian itu menyebut bahwa sebuah audit dari Organisasi Negara-negara Amerika (OAS) yang menemukan penyimpangan serius pada pemilihan umum di Bolivia bulan Oktober cacat. Penelitan itu menyimpulkan bahwa sangat mungkin Morales memenangkan suara dengan 10 poin persentase yang diperlukan untuk menghindari pemilu putaran kedua.
Morales sendiri saat ini telah dilarang untuk mencalonkan diri dalam pemilihan ulang Mei mendatang. Namun dia mendorong mantan menteri ekonominya, Luis Arce Catacora, sebagai kandidat MAS.
"Kami yakin bahwa kami akan memenangkan pemilihan. Hanya kecurangan atau kudeta yang dapat menghalangi," kata Morales.
"Kami sedang mempersiapkan secara internal tentang bagaimana cara menjaga pemungutan suara. Dan jika kita menang, maka kudeta," tegasnya, seperti dimuat
Reuters (Selasa, 3/3).
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: