Rakor yang dihadiri sekitar 150 peserta stakeholder dari pemerintah dan swasta itu dibuka oleh Direktur Asia Timur dan Pasifik Kemenlu, Dr. Santo Darmosumarto. Sambutan juga turut disampaikan Duta Besar RI Beijing, Djauhari Oratmangun yang disampaikan melalui video presentation.
Menurutnya, Indonesia perlu menyusun langkah strategis dan taktis untuk bertindak meningkatkan nilai TTI RI-RRT di tahun 2020, segera setelah China kembali normal pasca Covid-19.
"China sebagai ekonomi terbesar kedua dunia dan mitra utama Indonesia memiliki potensi kerja sama ekonomi yang perlu terus di-
manage di tengah persaingan ekonomi dunia yang tidak menentu dan secara khusus berlangsungnya pandemik Covid-19 di berbagai belahan dunia," tutur Duta Besar RI Beijing, Djauhari Oratmangun dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Kamis (12/3).
Rakor secara komprehensif membahas berbagai peluang dan tantangan kerja sama TTI dengan China.
Dalam Rakor tersebut, disepakati bahwa China tetap jadi pasar utama bagi Indonesia. Kemudian beberapa hal juga disoroti, antara lain peluang-peluang bisnis dan investasi, relaksasi kebijakan perjalanan, kemudahan logistik, eksportasi produk bernilai tambah maupun strategi
recovery promosi pariwisata di China.
Rakor tersebut juga turut dihadiri oleh Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia di Beijing; Koordinator Fungsi Ekonomi KBRI Beijing; Atase Perdagangan KBRI Beijing; Ketua Indonesia-China Chamber of Commerce (INACHAM); dan Wakil Ketua KADIN Komite China.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: