Kamis (12/3), Dewan Agama Islam Singapura telah mengumumkan penutupan sementara semua masjid di Singapura setelah adanya insiden pertemuan Tabligh Akbar di Malaysia yang dihadiri oleh seorang pasien terinfeksi corona dari Brunei.
Selain tiu, Uskup Agung Singapura juga mangatakan misa Katolik di negeri singa tersebut akan ditangguhkan sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
Dalam sebuah pesan yang disiarkan di televisi, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong meminta semua umat untuk memaklumi keputusan tersebut.
Berusaha menghindari adanya perselisihan, Lee mengatakan masalah pembatasan acara keagamaan terletak pada penyebaran virus corona.
"Masalahnya tentu saja bukan agama itu sendiri, tetapi virus itu dapat menyebar dengan cepat ke banyak orang di lingkungan yang ramai, seperti pertemuan dan layanan keagamaan," ujar Lee.
"Saya harap warga Singapura mengerti bahwa selama periode ini kita mungkin perlu mempersingkat layanan keagamaan atau mengurangi kehadiran kita di pertemuan seperti itu," lanjutnya.
Lee juga berharap, setiap umat agama di Singapura melakukan penyesuaian di situasi seperti ini. Misalnya saja, seperti Paus Fransiskus yang mulai melakukan misa melalui konferesi video.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: