Menurut dokumen pemerintah yang dirilis pada Sabtu (14/3), amandemen tersebut harus disetujui oleh pengadilan konstitusi dalam 7 hari ke depan sebelum diajukan dalam referendum pada 22 April.
Menurut dokumen tersebut, mayoritas orang Rusia harus menyetujui referendum agar amandemen tersebut dapat diadopsi.
Dimuat
SCMP, awal pekan ini, terdapat 400 perubahan konstitusi dalam rancangan undang-undang (RUU) yang diajukan ke Majelis Rendah dan Tinggi pada hari yang sama.
Parlemen Rusia sendiri saat ini didominasi oleh Partai Bersatu yang memiliki kedekatan erat dengan Putin.
Salah satu amandemen yang paling kontroversial adalah dengan me-reset hitungan masa jabatan presiden. Sehingga Putin bisa menjabat sebagai presiden hingga 2036.
Aksi Putin ini diuntungkan dengan wabah corona yang tengah menjalar. Pasalnya, Rusia saat ini sudah melarang diadakannyaa pertemuan massal, termasuk demonstrasi yang membuat aksi protes terhadap amandemen konstitusi ini gagal.
Kendati begitu, menurut Ketua Dewan Federasi, Valentina Ivanovna Matviyenko, referendum akan tetap diselenggarakan meski masih terdapat krisis corona atau Covid-19.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: