Desakan ini berdasar pada adanya kekhawatiran sistem perawatan kesehatan masyarakat di Asia Tenggara yang lebih lemah tidak akan mampu mengatasi wabah tersebut.
"Kita perlu segera meningkatkan semua upaya untuk mencegah virus mengindeksi lebih banyak orang," ujar Direktur Regional WHO, Poonam Khetrapal Singh pada Selasa (17/3), seperti dimuat
CNA.
"Semakin banyak kelompok penularan virus sedang dikonfirmasi. Meskipun ini merupakan indikasi pengawasan yang efektif dan waspada, ini juga menyoroti kebutuhan akan upaya lebih agresif," lanjutnya.
Setelah infeksi melonjak ke seluruh wilayah, beberapa negara mulai menerapkan langkah-langkah yang drastis. Mulai dari menutup perbatasan, meliburkan sekolah, hingga memberlakukan jam malam.
"Kita jelas perlu melakukan lebih banyak, dan segera," tegas Singh.
Singh mengatakan, langkah-langkah sederhana seperti mencuci tangan dan social distancing dapat secara substansial memerangi virus.
Di Asis Tenggara sendiri, Malaysia memiliki jumlah kasus terbesar, yaitu 673 kasus. Lonjakan kasus di negeri jiran tersebut terkait dengan acara Tabligh Akbar pada bulan lalu yang dihadiri oleh 20 ribu peserta.
Alhasil pada Senin (16/3), pemerintah Malaysia juga telah mengumumkan lokcdown atau penguncian nasional.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: