Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Terdepan Kendalikan Penyebaran Virus, Korea Selatan Lakukan 12.000 Tes Corona Sehari

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Rabu, 18 Maret 2020, 15:47 WIB
Terdepan Kendalikan Penyebaran Virus, Korea Selatan Lakukan 12.000 Tes Corona Sehari
Klinik drive-through di Korea Selatan/Net
rmol news logo Korea Selatan sempat mendapatkan hantaman keras dari wabah virus corona atau Covid-19. Ketika corona pertama menyentuh Korea Selatan, negara itu mengklaim mampu mengontrolnya.

Presiden Moon Jae-in bahkan secara prematur mengatakan wabah tidak akan lama berada di Korea Selatan.

Namun, faktanya kemudian terbalik. Hanya dalam kurun waktu beberapa hari, kasus yang tadinya berjumlah puluhan mulai menyentuh angka ribuan pada akhir Februari. Pemerintah kelimpungan.

Tapi dengan sigap, laboratorium ternyata telah memprediksi hal tersebut. Mereka secara diam-diam telah menyiapkan alat uji dalam jumlah yang luar bisa.

Pada minggu-minggu pertama Februari, negara telah menguji hampir 10.000 pasien. Namun beberapa pekan setelahnya, Korea Selatan mampu melakukan rata-rata pengujian sebanyak 12.000 pasien sehari. Angka tersebut luar biasa besar.

Korea Selatan memiliki beberapa cara untuk melakukan uji sampel corona. Salah satunya dengan 50 klinik drive-through yang disediakan di seluruh penjuru negeri.

Itu adalah inovasi yang bahkan saat ini telah dianut oleh Jerman, Inggris, Australia, dan Amerika Serikat.

Di tengah wabah, pengujian secara massif memang diperlukan. Utamanya untuk segera mencari pasien terinfeksi agar tidak menyebarluaskan virus kepada orang lain.

Dalam mekanisme klinik drive-through, orang yang diambil sampelnya tidak perlu keluar mobil. Itu juga semakin meminimalisir penyebarluasan.

Di dalam mobil, mereka akan diberikan kuesioner singkat dan petugas medis akan menghampiri untuk mengecek suhu tubuh dan mengambil sampel. Waktu yang dibutuhkan hanya 10 menit dalam keseluruhan proses tersebut.

Tidak kalah hebatnya, Korea Selatan juga telah mendirikan stasiun pengujian seluler dan kunjungan rumah. Di mana hasil tes dapat dilihat dalam hitungan jam.

"Kemampuan pengujian yang sangat besar memungkinkan kami untuk mengidentifikasi pasien lebih awal dan meminimalkan efek berbahaya," ujar Wakil Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan, Kim Ganglip.

"Ini adalah cara paling penting untuk menangkal wabah penyakit menular," lanjutnya seperti yang dimuat Los Angeles Times.

Alhasil pada Sabtu (14/3), Korea Selatan telah mengonfirmasi lebih dari 8.000 pasien corona dengan 72 kematian, setelah menguji lebih dari 240.000 orang dalam kurun waktu sekitar satu setengah bulan.

Deteksi dini, isolasi, dan pengobatan yang massif dan cepat dilakukan oleh pemerintah pada akhirnya dapat menekan persentasi kematian. Di mana angka kematian di Korea Selatan sekitar 0,7 persen, jauh lebih kecil dari 3 persen di seluruh dunia.

Sayangnya, banyak negara yang tidak melakukan hal yang sama, bahkan AS sekalipun. Keterbatasan alat tes, dokter, dan pejabat kesehatan membuat AS harus memilih siapa yang akan diuji berdasarkan tingkat kerentanan.

Hal lain menjadi kunci cepat tanggap Korea Selatan adalah dengan membuat tes corona gratis untuk sebagian besar orang yang telah diskrining dan mengambil alih biaya perawatan mereka yang positif terinfeksi.

Pada akhirnya, AS sekali pun tertinggal jauh dari Korea Selatan untuk mengatasi wabah. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA