Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ancaman Virus Corona Lebih Menakutkan Di Somalia Daripada Di China

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Kamis, 19 Maret 2020, 23:09 WIB
Ancaman Virus Corona Lebih Menakutkan Di Somalia Daripada Di China
Tim medis di Somalia melakukan pengecekan/Al Jazeera
rmol news logo Pandemi virus corona yang saat ini terjadi secara global diperkirakan dapat berisiko lebih buruk di Somalia daripada di China jika tindakan pencegahan tidak segera dilakukan. Kekhawatiran itu diungkapkan oleh sejumlah pakar medis dan analis belakangan ini.

Somalia sendiri mengkonfirmasi kasus pertama infeksi virus corona awal pekan ini pada seorang siswa yang kembali dari China dan sekarang sedang dalam karantina.

"Jika virus ini telah menewaskan ribuan orang di negara-negara maju seperti China dan Italia, dan juga membunuh ratusan di Spanyol dan Iran, Anda dapat membayangkan berapa jumlah korban jiwa di Somalia jika tidak ada yang dilakukan," kata ketua Asosiasi Medis Somalia (SMA) Mohamed Mohamud Ali kepada Al Jazeera (Kamis, 19/3).

"Saat ini, kami tidak memiliki satu pun alat uji di negara ini. Kami mengirim sampel ke Afrika Selatan dan menunggu setidaknya tiga hari untuk mengetahui hasilnya. Ini adalah tantangan besar bagi kami," kata Mohamed.

Sebelumnya pada Rabu (18/3), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta negara-negara Afrika untuk "bangun" dan menyadari akan ancaman virus bernama resmi Covid-19 yang terus meningkat.

Virus itu sendiri diketahui telah menewaskan lebih dari 8.600 orang di seluruh dunia dan menginfeksi setidaknya 207.000 orang lainnya.

Lebih lanjut Mohamed mengaku bahwa dia yakin warga Somalia dapat berbuat lebih banyak untuk menangani pandemi secara serius.

"Itu tidak hanya akan membunuh orang. Secara ekonomi, konsekuensinya, jika tidak ada yang dilakukan, akan mengerikan. Kita mungkin tidak dapat pulih dari itu," tambahnya.

Pemerintah Somalia sendiri telah mengumumkan langkah-langkah tegas untuk menghentikan potensi penularan virus dengan menutup sekolah dan universitas mulai hari ini (Kamis, 19/3) untuk jangka waktu 15 hari ke depan serta melarang pertemuan umum berskala besar.

"Kami telah menyisihkan lima juta dolar untuk menangani penyakit ini. Uang itu akan digunakan untuk membantu warga Somalia yang terkena penyakit ini, di bagian mana pun dari negara yang mereka tuju. mungkin. Kami juga dalam diskusi dengan lembaga keuangan global sehingga mereka dapat membantu kami (secara finansial) untuk mencegah penyebaran," kata Perdana Menteri Somalia Hassan Ali Khaire dalam pidatonya (Rabu, 18/3).

Namun Mohamed Ahmed Ali, analis dari SMA menilai bahwa lebih banyak hal yang harus dilakukan jika ingin banyak nyawa diselamatkan di negara itu.

"Bisnis terbuka seperti biasa. Transportasi umum beroperasi seperti biasa, dan restoran terbuka. Risiko dan konsekuensinya tidak terbayangkan. Jika lebih banyak yang tidak dilakukan segera, lebih banyak orang bisa mati di Somalia daripada di tempat lain di dunia," kata Mohamed.

Sayangnya, kondisi di Somalia tidak sesederhana itu. Pemerintah pusat menghadapi tantangan terhadap otoritasnya di beberapa bagian negara. Hal itu mempersulit akses dan mengurangi upaya yang dilakukan di pusat.

Sebagian otoritas wilayah di negara tersebut berada di tangan kelompok bersenjata yang terkait dengan al-Qaeda, al-Shabab, yang tidak mengizinkan informasi apa pun muncul dari daerah-daerah tersebut sehubungan dengan penyebaran virus corona.

"Sayangnya, pemerintah memiliki kekuatan terbatas dalam apa yang dapat dilakukannya," tambah Mohamed. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA