Termasuk dalam langkah kontrol perjalanan yang diambil Taiwan adalah dengan menangguhkan transit penumpang penerbangan melalui Taiwan, mulai tanggal 24 Maret hingga 7 April mendatang.
Dengan demikian, mulai pukul 00.01 hari Selasa (24/3), penumpang maskapai tidak akan lagi diizinkan transit melalui Taiwan. Kebijakan itu akan berlangsung hingga 7 April mendatang.
"(Kebijakan itu) untuk mengurangi pergerakan orang lintas batas dan menurunkan risiko penularan penyakit," begitu bunyi pernyataan yang dirilis oleh pemerintah Taiwan seperti dimuat
Reuters (Minggu, 22/3).
Kebijakan itu sebagian besar akan memengaruhi dua maskapai utama Taiwan, yakni China Airlines dan Eva Airways, yang dalam beberapa tahun terakhir memasarkan Taipei sebagai bandara transit yang nyaman dan terjangkau, bersaing dengan Hong Kong dan Singapura.
Di Taiwan sendiri, pada tahap awal wabah, pemerintah telah berhasil menjaga jumlah kasus relatif rendah berkat sistem penyaringan yang baik dan pelacakan kontak.
Namun beberapa waktu belakangan, jumlah kasus infeksi virus corona di Taiwan meningkat karena masuknya orang yang terinfeksi dari luar negeri.
Pada akhir pekan ini saja, Taiwan mengumumkan 16 kasus baru sehingga total kasus infeksi di Taiwan menjadi 169 kasus.
Sebelumnya Taiwan telah menghentikan semua orang asing, selain dari pemegang izin tinggal, untuk datang ke pulau itu. Selain itu, Taiwan juga melakukan karantina pada setiap orang yang tiba di pulau itu selama 14 hari.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: